Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa

Sebutan Kata "Maneh" Kepada Pejabat dari Dulu Sudah Biasa, Kritik Sosial

18 Maret 2023   11:07 Diperbarui: 18 Maret 2023   11:05 150
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ridwan Kamil (nasional.tempo.co)

Setidaknya dua petinggi Senayan buka suara soal pemecatan Muhammad Sabil (34) dari pekerjaannya sebagai guru SMK di Cirebon, Jawa Barat.

Syaiful Huda, Ketua Komisi X DPR RI dan Dede Yusuf, Wakil Ketua Komisi X dari Fraksi Demokrat senada menghimbau agar Ridwan Kamil selaku gubernur memulihkan pekerjaan Sabil.

Sabil dipecat dari pekerjaannya sebagai guru oleh lembaga sekolah dimana Sabil mengajar setelah mendapat teguran dari Ridwan Kamil.

"Guru apa itu?" Kata Ridwan Kamil di DM (Direct Message) Instagram SMK Telkom Sekar Kemuning, Cirebon itu.

Setelah menggelar rapat diputuskan jika Sabil dipecat sebagai guru di sekolah itu.

Proses ini berawal ketika Sabil mengomentari unggahan Ridwan Kamil di Instagram.

"Maneh posisinya sebagai apa. Sebagai gubernur, kader partai, atau pribadi," kata Sabil Fadilah kepada Ridwan Kamil yang dalam postingan itu mengenakan jas berwarna kuning.

"Maneh" adalah bahasa Sunda kasar yang berarti "kamu", dinilai tidak layak ditujukan kepada seorang gubernur.

Berbeda dengan pendapat sebagian netizen, budayawan Sunda, Hawe Setiawan, mengatakan kata maneh merupakan kata yang biasa-biasa saja.

Maneh punya kebalikan katanya yaitu "aing" atau saya.

"Jika kata aing populer mengapa kata maneh tidak boleh," kata Hawe yang juga akademisi dari Universitas Pasundan Bandung itu.

Menurutnya kata maneh sudah dipakai sejak dulu, ditujukan kepada seorang petinggi sekali pun.

Hawe mengutip lagu anak-anak Ayang Ayang Gung yang merupakan lagu tradisional dari Tanah Pasundan.

Lirik lagunya menceritakan seseorang yang mengucapkan kata maneh kepada seorang pejabat tinggi.

Jadi dengan demikian lumrah saja kata maneh digunakan di ruang publik sebagai kritik sosial, dan itu pas banget.

Hawe mengatakan RK juga harus belajar kepada sosok Ki Mas Tanu yang ada dalam lirik lagu itu.

Lirik lagu itu mempunyai makna yang mendalam dan cocok untuk seorang petinggi seperti Ridwan Kamil.

Diterjemahkan kedalam Bahasa Indonesia lirik lagu Ayang Ayang Gung seperti yang disebutkan di atas menceritakan seorang pejabat tinggi yang dikritik dengan mengucapkan kata maneh.

Bahwa seorang pejabat seperti Ki Mas Tanu jangan mentang-mentang jadi pejabat lalu jadi sombong dan mau menangnya saja.

Anda pernah mendengar lagu itu?

Berikut beberapa contoh kata bahasa Sunda lemes dan artinya:

Salira atau anjeun yang artinya kamu atau anda

Abdi atau pun abdi yang berarti saya

Ngagaleuh atau meser artinya membeli

Seueur artinya banyak

Tiasa artinya bisa

Kedah artinya harus

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun