Penulis keuangan dan jurnalis kompas.id, Joice Tauris Santi, mengatakan kondisi ketidaktahuan literasi keuangan itu sering terjadi pada orangtua.
Oleh karenanya kita perlu memberikan penjelasan kepada mereka. Menanyakan apakah mereka punya rencana keuangan. Apakah ketika mereka mempunyai uang dari dana pensiun akan berinvestasi atau berusaha.
"Orang-orang dulu" umumnya hanya tahu jika investasi itu dalam bentuk membeli tanah, emas, atau rumah.
Mereka belum tahu betul apa itu pasar uang, bagaimana cara kerjanya, dan sebagainya.
Menurut Joice Tauris Santi, kita dapat menjelaskan dengan jelas detail-detail dari investasi saham/pasar uang itu, keuntungan dan kerugiannya.
Setelah mereka mengerti, tanyakan produk mana yang ingin mereka beli.
Literasi keuangan yang dipahami orangtua misalnya emas atau deposito memang klop dengan literasi keuangan "milenial".
Pakar keuangan menyarankan agar milenial yang merasa dirugikan dengan tabungan dapat mengalihkan dananya ke investasi lainnya seperti reksadana, selain emas dan deposito.
Emas cenderung harganya naik di kemudian hari. Deposito berisiko aman dengan bunga yang lebih besar dari tabungan.
Sedangkan reksadana tingkat pengembaliannya lebih besar tanpa dipungut pajak.
Trending saat ini, bunga tabungan sangat kecil.