Menghemat uang jajan (merdeka.com)
Tak heran penguasa Orde Baru, Presiden ke-2 RI Soeharto dijuluki sebagai "Bapak Pembangunan".
Sejak diangkat menjadi orang nomor satu di Republik ini menggantikan Soekarno, Soeharto lantas mencanangkan program repelita (rencana pembangunan lima tahun). Kabinetnya pun disebut dengan Kabinet Pembangunan.
Yang saya kenal, selain mengeluarkan SD Inpres di bidang pendidikan, era Soeharto juga meluncurkan dan mendorong masyarakat untuk menyisihkan sebagian pendapatannya di Bank alias menabung.
Selain sebagai sarana mendidik masyarakat untuk menabung, Tabanas dan Taska yang diresmikan pemerintah sejak 1 Agustus 1971 juga untuk menghimpun dana yang dipakai untuk membiayai pembangunan.
Seperti diketahui, pada saat itu, bangsa Indonesia masih terluka oleh peristiwa kekejaman Gerakan 30 September PKI.
Selepas dari tragedi itu, bangsa Indonesia mulai move on dan melakukan pembangunan di segala bidang.
Di masyarakat sendiri sebenarnya sudah lahir budaya anjuran untuk menyimpan uang atau menabung. Uang jajan yang tersisa sebaiknya jangan dihabiskan semua.
Lagu karya Titiek Puspa yang berjudul "Menabung" yang berisi himbauan kepada kita untuk menabung masih sangat populer hingga kini.
Pemerintah pun belum lama ini, menetapkan tanggal 20 Agustus sebagai Hari Indonesia Menabung, sejak 20 Agustus 2020. Masih bayi.