Di final Indonesia bertemu dengan tim yang paling sering membawa pulang trofi ini. Daniel Marthin dkk menundukkan Cina dengan skor 3-1.
Ini adalah kali pertama Indonesia juara sejak digelar pada tahun 2000. Dua negara lainnya yang pernah juara adalah Korea Selatan 2 kali (2006 dan 2013) dan Malaysia 1 kali (2011).
Terasa istimewa karena piala yang berasal dari nama Suharso Suhandinata dipulangkan ke tanah air, namun skor 3-1 atas Cina itu tidak mudah. Semua laga berakhir dengan tiga gim.
Dalam lima edisi sebelumnya secara berturut-turut negeri Panda itu selalu membawa pulang trofi ini ke negaranya.
Ganda putra Leo Rolly Carnando/Daniel Marthin yang pada tahun itu juga juara dunia junior membuka kemenangan Indonesia atas Lin Fang Ling/Feng Yan Zhe.
2-0 untuk Indonesia dipersembahkan tunggal putri Putri Kusuma Wardani atas Zhou Meng.
Negeri Panda membuka harapan setelah tunggal putra Bobby Setiabudi kalah dari Liu Liang. 2-1 Indonesia masih memimpin.
Kunci kemenangan Indonesia 3-1 atas Cina diraih dari ganda putri Febriana Dwipuji Kusuma/Putri Syaikah atas Tan Ning/Li Yi Jing.
Ini adalah kali pertama Indonesia berhasil di final setelah tiga kali sebelumnya hanya mengantongi medali perak tiga edisi beruntun yaitu 2013 (dari Korea Selatan), 2014 (dari Cina), dan 2015 (dari Cina).
Orang Indonesia Suharso Suhandinata dikenal sebagai tokoh yang mempersatukan dua kubu bulutangkis dunia yaitu WBF (World Badminton Federation) dan IBF (International Badminton Federation) menjadi seperti yang kita sekarang ini, BWF saja.
Atas lobinya juga Suharso Suhandinata berhasil memberikan nama "Sudirman" untuk supremasi bulutangkis beregu campuran Piala Sudirman, kakak dari Piala Suhandinata.