Kerajaan Kanjuruhan di Malang (kumparan.com)
Nama Kanjuruhan yang merupakan nama dari markas klub sepakbola Arema FC Stadion Kanjuruhan mendadak menjadi viral bukan saja di dalam negeri, didengar bukan saja oleh para pecinta sepakbola, namun juga oleh mereka yang awam, bahkan sampai ke mancanegara.
Hal tersebut lantaran adanya peristiwa yang sangat mengenaskan dimana banyaknya korban jiwa (131) akibat gas air mata yang dilepaskan polisi kepada para suporter Arema yang berbuat anarkis.
Ini adalah kerusuhan sepakbola kedua sepanjang sejarah yang paling banyak menelan korban jiwa.
Yang pertama adalah di Peru pada tahun 1964 yang menelan 328 korban jiwa.
Namun siapa yang menyangka jika nama Kanjuruhan itu terkait dengan nama sebuah kerajaan yang dulunya berlokasi di daerah Malang sekarang ini.
Prasasti Dinoyo yang ditemukan di Desa Merjosari, Kabupaten Malang, Jawa Timur, terdapat tulisan Jawa Kuno 682 Saka (760 Masehi) yang menjadi bukti bahwa Kerajaan Kanjuruhan itu sudah berdiri sebelum abad ke-8 Masehi.
Jika dalam sejarah Anda mengenal Kerajaan Tarumanagara di wilayah Bogor, Jawa Barat dimana kerajaan Hindu itu berdiri tahun 358 Masehi dan berakhir pada 669 Masehi, maka Kerajaan Kanjuruhan itu "selevel" dengan Tarumanagara.
Dibandingkan lagi, jika Tarumanagara terkenal dengan rajanya Purnawarman, atau Maharani Shima yang memerintah Kerajaan Kalingga, maka raja yang terkenal di Kanjuruhan pada masa itu adalah Gajayana.
Kerajaan-kerajaan itu dan kerajaan lain yang tersebar di Pulau Jawa pada masa-masa itu bernafaskan Hindu-Buddha. Begitu pun dengan Kerajaan Kanjuruhan di wilayah Malang.