Hal tersebut terbukti dari ditemukan nya sejumlah prasasti seperti Prasasti Dinoyo seperti yang sudah disebutkan di atas.
Disebutkan jika kerajaan pada awalnya diperintah oleh seorang raja yang bernama Dewa Singha yang menyembah Dewa Siwa.
Dewa Singha mempunyai putera yang bernama Liswa. Liswa ini kemudian menjadi raja menggantikan ayahnya. Liswa lantas bergelar Gajayana.
Di masa raja Gajayana inilah Kanjuruhan mengalami masa kejayaan dan keemasannya. Kerajaan Kanjuruhan berkembang pesat mulai dari ekonominya, sosial budaya, seni, maupun pemerintahannya.
Selain makmur, dibawah Gajayana Kerajaan Kanjuruhan yang membentang dari dari lereng Gunung Kawi hingga pesisir Laut Jawa juga aman dan keadilan tercipta buat rakyatnya.
Hal tersebut membuat Gajayana sangat dicintai.
Setelah Gajayana wafat, keturunan Gajayana mewarisi dan menjadi penerus yang tetap masih dicintai oleh rakyat Kanjuruhan karena tercipta keamanan dan keadilan.
Pada saat itu ada kerajaan yang sudah terkenal di Nusantara bahkan sampai ke mancanegara yaitu Kerajaan Mataram Kuno.
Rakai Pikatan (847 Masehi) yang menjadi raja Mataram memperluas ekspansi wilayahnya sampai ke Jawa. Rakai Pikatan sangat disegani oleh raja-raja di Jawa.
Upaya perluasan kekuasaan selalu berhasil dilaksanakan oleh Mataram baik melalui penaklukan maupun persahabatan.
Mataram yang lantas menguasai Kanjuruhan namun tidak ada bukti adanya peperangan atau penaklukan.