Minggu (2/10/2022), setelah membereskan segala sesuatunya, mulai dari mandi, keramas, minum kopi, alangkah terkejutnya ketika membuka smartphone dan online melihat berita "tragedi Kanjuruhan".
Pada pukul 07.30 WIB media menyebutkan 127 orang meninggal dunia dan 180 luka-luka akibat tragedi Kanjuruhan.
Tiga jam kemudian diberitakan korban meninggal bertambah dua orang menjadi 129 orang. Bertambah lagi menjadi 153.
Sangat prihatin, karena tragedi sepakbola yang usai laga antara tuan rumah Arema Malang versus Persebaya Surabaya itu tercatat sebagai tragedi kedua dalam sejarah yang paling banyak menelan korban jiwa.
Yang pertama adalah pada 24 Mei 1964 yang menewaskan 328 orang di Estadion Nacional pada Kualifikasi Olimpiade Tokyo antara Timnas Peru versus Argentina.
Seorang pendukung Peru meloncat ke lapangan dan memukul wasit yang menganulir gol Peru. Polisi menghajar brutal lelaki tersebut.
Kontan itulah yang menjadi penyebab kerusuhan tersebut.
Jika dilihat secara psikologis, tragedi Kanjuruhan ini lantaran para pendukung Arema (Aremania) kecewa karena timnya kalah (2-3) dari Persebaya Surabaya pada lanjutan pekan ke-11 Liga 1 BRI 2022/2023 yang digelar di Stadion Kanjuruhan, Kabupaten Malang.
Bajul Ijo unggul 2-0 dulu lewat gol yang diciptakan oleh Silvio Rodriguez di menit ke-8 dan Leo Lelis di menit ke-33.
Singo Edan menyamakan kedudukan sebelum babak pertama berakhir menjadi 2-2 lewat gol yang diborong oleh Abel Camara di menit ke 43 dan penalti (45+1).