Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Cantik, Kaya, Populer, Mengapa Banyak Artis Korea yang Bunuh Diri?

29 Agustus 2022   19:14 Diperbarui: 29 Agustus 2022   19:31 526
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Yoo Joo Eun (indonesia.suara.com)

Tercatat ada 27,1 kasus bunuh diri di Korea per 100 ribu orang.

Statistik negeri ginseng itu mencatat ada 37,6 warganya yang bunuh diri, atau setiap 38 menit.

Berdasarkan usia, rasionya meningkat lebih banyak sesuai dengan pertambahan usia. Mereka yang bunuh diri di usia 49-50 rasionya 48,7. Sedangkan mereka yang berusia 79 atau lebih rasionya 69,9.

Berdasarkan riset yang digelar oleh Psychological Autopsy Centre dari tahun 2015-2018, ditemukan pemicu kasus bunuh diri itu disebabkan 87,4 persen karena masalah mental seperti sulit tidur, cemas, kecanduan, dan depresi.

56,1 persen karena masalah pekerjaan, 58,7 persen karena masalah ekonomi, 51,8 karena masalah pernikahan, 62,4 karena masalah keluarga.

Sedangkan 31,7 persen karena masalah fisik kesehatan.

Seiring kemajuan dan teknologi negaranya, Asian Times menyebutkan jika masyarakat Korea adalah masyarakat yang sangat sukses.

Ming Bang, seorang pekerja di industri K-Pop mengatakan dalam tulisan nya bahwa mengapa banyak artis negeri ginseng itu yang bunuh diri.

Sakit jiwa menurut Ming Bang merupakan sesuatu yang aib dan membawa rasa malu bagi keluarga.

Jong Hyun, seorang terapis, berpendapat ketika seseorang sudah memiliki kekayaan, dicintai banyak orang, populer, tampan atau cantik. Tidak dapat berjuang dengan kebencian dan pikiran untuk menghabisi diri sendiri.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun