Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bola Pilihan

Petik Pelajaran Berharga dari "Sepak Bola Gajah", Kuncinya Tundukkan Vietnam dan Thailand

13 Juli 2022   10:05 Diperbarui: 13 Juli 2022   10:09 321
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sepakbola Gajah (detikInet.detikcom)


Tidak semua pecinta sepakbola tanah air yang mengecam hasil laga match day kelima Grup A Piala AFF U-19 2022 antara Thailand dan Vietnam yang berakhir imbang 1-1 sebagai sebuah sepakbola Gajah.

Salah satu pandangan itu datang dari Akmal Marhali, Koordinator SOS (Save Our Soccer).

Menurut Akmal, laga yang menimbulkan tragedi dimana akhirnya Timnas U-19 Indonesia gagal melaju ke semifinal itu adalah merupakan taktik dan strategi yang wajar saja dilakukan Vietnam maupun Thailand.

"Saya tidak melihat mereka main sabun. Itu murni strategi untuk mengamankan semifinal," katanya, Senin (11/7/2022).

Lebih lanjut Akmal mengatakan tentunya Vietnam dan Thailand mengetahui regulasi head to head itu. Dan Indonesia harus evaluasi terkait kegagalan melangkah ke semifinal itu.

Dari evaluasi nantinya akan didapatkan kesadaran jika Indonesia memang mengalami kemajuan dan lebih perkasa di antara tiga tim lainnya di Grup A dimana Garuda Nusantara menang dengan skor telak. 

7-0 atas Brunei Darussalam, 5-1 atas Filipina, dan 5-1 atas Myanmar.

Cuma dengan Vietnam dan Thailand Garuda Nusantara tidak mampu mencetak gol. Hanya imbang 0-0.

Jadi disini didapatkan kesimpulan. Jika Indonesia ingin menjadi raja di kawasan ASEAN ini kuncinya adalah mampu menundukkan kedua tim itu, Vietnam dan Thailand!

Sembari terus memperbaiki kekurangan-kekurangan dan menambah kemampuan yang sudah terbentuk di tangan pelatih Shin Tae-yong.

Indonesia jangan "cengeng".

Ada tiga keuntungan yang bisa dipetik dari ajang Piala AFF U-19 2022 itu.

Menambah pengalaman bertanding.

Ajang seleksi.

Pemanasan.

Kendati gagal ke semifinal, namun para pemain muda mendapatkan pelajaran yang sangat berharga yaitu pengalaman bertanding sepanjang perhelatan Piala AFF U-19 2022.

Seperti apa yang dicanangkan Shin Tae-yong bahwa target utamanya adalah Piala Dunia U-20 2023 mendatang, maka terlihat jika mantan pelatih Timnas Korea Selatan itu selalu mengadakan rotasi pemain di lima laga yang dilakoni di fase grup.

Rotasi dimaksudkan selain untuk mengantisipasi cederanya para pemain pilar, kondisi itu juga untuk memberikan kesempatan para pemain lainnya unjuk kebolehan, kebagian main.

Dengan demikian, maka Shin Tae-yong mempunyai opsi untuk memilih para pemainnya. Aset yang sangat berharga untuk ajang selanjutnya. Bahkan dapat dipromosikan ke tim senior.

Ajang terdekat yang bakal dilakoni Garuda Nusantara sebelum Piala Dunia U-20 2023 adalah Kualifikasi Piala Asia U-20 2023 yang bakal digelar di Indonesia pada 14-19 September 2022 mendatang.

Jadi Piala AFF U-19 2022 ini berstatus juga sebagai ajang pemanasan ke turnamen-turnamen selanjutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bola Selengkapnya
Lihat Bola Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun