Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

"Penemu" Bakat Kento Momota Imam Tohari Sebut Bulutangkis Indonesia Perlu Belajar Banyak dari Jepang

28 Juni 2022   10:05 Diperbarui: 28 Juni 2022   10:53 473
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Imam Tohari (jawapos.com)


"Kalau ngomongin sepakbola kan disitu ada Brasil atau Argentina. Kalau ngomongin bulutangkis, kan disitu ada Indonesia," kata Imam Tohari, Sabtu (26/6/2022).

Imam Tohari yang dimaksud adalah mantan pebulutangkis Indonesia di nomor ganda. Berpasangan dengan Emma Ermawati dia meraih medali perunggu di World Badminton Championship 1997 di nomor ganda campuran.

Kendati "tenggelam" dibandingkan dengan para pebulutangkis Indonesia lainnya, Imam Tohari mempunyai kesan khusus di dunia perbulutangkisan Jepang.

Pria kelahiran 26 Juni 1976 (46) itu pernah menjadi pelatih di negara matahari terbit itu selama 10 tahun. Bahkan salah satu anak didiknya kini menjadi elit dunia. Siapa lagi kalau bukan Kento Momota.

Tidak memperpanjang kontrak dengan PBSI nya Jepang, Tohari kembali ke Indonesia dan sempat aktif di PBSI.

Setelahnya dia memilih untuk menjadi pelatih pebulutangkis muda di PB Djarum.

Bertepatan dengan Hari Ulang Tahun nya yang ke 46, Tohari mengatakan Indonesia harus mencontoh Jepang dalam pembangunan bulutangkis nya.

Jepang kini sudah berkembang dengan para pemainnya di semua nomor baik putra dan putri yang mencatat banyak prestasi di berbagai turnamen.

Menurut Tohari, dari segi teknik Indonesia lebih unggul dari Jepang, tapi Jepang punya kelebihan dari karakter dan semangat juangnya.

"Mereka juga punya disiplin yang luar biasa," tambah Tohari.

Oleh karenanya dalam soal seperti itu kita harus belajar banyak dari Jepang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun