Yayat mengatakan setahunya fasilitas yang diberikan kepada para pemudik gratis itu adalah dari PMI (Palang Merah Indonesia) berapa sejumlah peralatan kesehatan, seperti masker, tissue, dan hand sanitizer.
Peralatan kesehatan itu dibagikan oleh Anies Baswedan sendiri, dikemas dalam paket yang bertuliskan "Mudik Aman, Sehat, Selamat".
"Saya bingung siapa yang memberikan kaos-kaos itu," kata Yayat, Kamis (28/4/2022).
Apakah fasiltas yang berbau politik itu tidak diperbolehkan, karena mencuri kampanye lebih awal?
Yayat bahkan mengatakan bahwa Pemprov DKI hanya memberikan fasilitas mudik gratis saja. Tidak dengan fasilitas kesehatan, apalagi kaos.
Sementara itu PSI (Partai Solidaritas Indonesia) menanggapi kasus ini.
Menurut mereka, mudik gratis ini diambil dari APBD. Tidak pantas ada unsur muatan politiknya.
"Uang rakyat. Tidak pantas mudik gratis ini dipolitisasi untuk keuntungan sendiri," kata William Aditya Sarana, Sekretaris Fraksi PSI DKI Jakarta.
"Tidak ada kaitannya dengan pilpres, pileg, atau pilkada," kata Ahmad Riza Patria, Wagub DKI Jakarta, Kamis (29/4/2022).
Riza mengiyakan kalau kaos-kaos itu bukan berasal dari Pemprov DKI.
Sementara itu Tatak Ujiyati, Anggota TGUPP (Tim Gubernur Untuk Percepatan Pembangunan), mengatakan yang memakai kaos itu adalah inisiatif pemudik sendiri. Mau pakai kaos apa, pihaknya tidak bisa melarang.