Di leg pertama terlihat para pemain Indonesia kurang pengalaman, mereka kalah telak 0-4 tanpa balas. Sedangkan di leg kedua terlihat Shin Tae-yong sudah bisa mengatasi kekurangan itu dengan bermain taktis yang menawan khas para pemain muda.
"Belajar dari kondisi ini kami bisa lebih maju ke depannya di ajang-ajang tahun ini. Jelas para pemain terlihat kurang pengalaman di leg pertama. Tapi di leg kedua mereka bermain baik dan hasilnya imbang," kata mantan pelatih Timnas Korea itu.
Sangat disesali memang Indonesia harus kalah sampai 0-4 di leg pertama, apa yang terjadi sebenarnya?
Andai saja, permainan Garuda pada saat itu bermain seperti pada leg kedua yang sangat taktis, potensi besar Timnas Indonesia bakal juara untuk pertama kalinya di Piala AFF 2020 ini.
Performa baik di leg kedua itu terlihat Timnas Indonesia hampir saja menang atas Thailand.
Garuda bahkan sudah unggul terlebih dahulu di menit ke 7 lewat Ricky Kambuaya. Tembakannya dari sedikit di luar kotak penalti lepas dari tangkapan penjaga gawang Thailand, Siwarak.
Gol ini bahkan dapat dipertahankan hingga jeda babak pertama. 1-0.
Namun mimpi buruk terjadi di menit ke 54 ketika Adisak Kraison dapat menyamakan kedudukan yang menyambar bola rebound sepakan Bordin Phala.
Mimpi buruk terulang lagi dua menit kemudian. Sepakan Sarach yang coba diamankan Asnawi Mangkualam, malah laju bola berbelok arah dan masuk ke dalam gawang Nadeo Argawinata.
Beruntung Indonesia punya Egy Maulana Vikri. Pemain FK Senica itu mencetak gol kelas internasional yang menyamakan kedudukan menjadi 2-2 di menit ke 80.
Skor itu tidak berubah hingga wasit asal Arab Saudi meniup peluit panjang tanda pertandingan berakhir. Dengan demikian Thailand menjadi juara untuk ke 6 kalinya dengan kemenangan agregat 6-2 atas Indonesia.