Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Pramudya/Yeremia, Tahun ini Melejit, Apa Tekad Mereka Tahun Depan?

1 Desember 2021   11:07 Diperbarui: 1 Desember 2021   11:36 302
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pramudya/Yeremia (mediaindonesia.com)


Kalau ganda putra Kevin Sanjaya Sukamuljo/Marcus Fernaldi Gideon masuk ke BWF World Tour Finals, itu bukan kejutan.

Karena ganda nomor satu dunia itu konsisten penampilannya terutama di empat turnamen terakhir, yaitu runner-up French Open 2021, juara Hylo German Open 2021, runner-up Indonesia Masters 2021 dan juara Indonesia Open 2021.

Tenyata The Minions mampu move on sejak kegagalan mereka di Olimpiade Tokyo 2020.

Yang membuat kejutan di ganda putra adalah lolosnya Pramudya Kusumawardana/Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan ke turnamen penutup itu.

Mengapa tidak justru ganda putra andalan Indonesia lainnya yang "sudah punya nama" seperti Hendra Setiawan/Muhammad Ahsan yang berperingkat 2 dunia, atau Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto yang berperingkat 7 dunia.

Sejatinya Indonesia kini memiliki tiga pelapis ganda putra yang mulai bersinar, yaitu Daniel Marthin/Leo Rolly Carnando, Shohibul Muhammad Fikri/Bagas Maulana, dan Pramudya/Yeremia.

Namun justru yang mendampingi Kevin/Marcus adalah Pramudya/Yeremia.

Ketiga pelapis ganda muda itu memang diproyeksikan untuk masa depan ganda putra yang lebih mendominasi lagi.

Baru dipasangkan sejak 2019 Pramudya/Yeremia sudah mengukir sejumlah prestasi yang membanggakan di di tahun ini di antaranya juara Spain Masters, Belgian International Challenge, semifinal Hylo German Open dan 8 besar Indonesia Masters dan 16 besar Indonesia Open.

Itulah cikal bakal Pramudya/Yeremia menduduki rangking ke 6 Road to Bali dengan raihan poin 31.820.

Pramudya/Yeremia sempat pasrah ketika ganda berperingkat 28 dunia itu dikalahkan Takuro Hoki/Yugo Kobayashi di 16 besar Indonesia Open. Pramudya/Yeremia deg-degan raihan poinnya akan tergeser oleh pemain lainnya.

Namun sejumlah syarat sedikit demi sedikit mulai terpenuhi untuk Pramudya/Yeremia masuk tur final.

Dimulai dari terhentinya ganda Malaysia Aaron Chia/Soi Wooi Yik di 16 besar, disusul kemudian gagalnya ganda India Satwiksaraj Rankireddy/Chirag Shetty ke final karena dikalahkan Kevin/Marcus.

Ditambah lagi ganda Jepang Akira Koga/Taichi Sato gagal juara Indonesia Open.

Dan yang terakhir, ganda Jepang lainnya Takuro Hoki/Yugo Kobayashi juga gagal juara setelah dikalahkan The Minions di final.

Dalam hal itu, Pramudya/Yeremia sempat tegang menyaksikan laga final antara The Minions berhadapan dengan Hoki/Kobayashi.

Jika Hoki/Kobayashi menang dan juara atas The Minions maka yang berhak lolos ke tur final adalah Fajar Alfian/Muhammad Rian Ardianto.

Namun karena dikalahkan The Minions, maka yang berhak ke tur final adalah Pramudya/Yeremia.

Istilahnya, Pramudya/Yeremia merasa lolos dari lubang jarum.

"Malam sebelum final saya sempat ngomong sama Marcus mainnya yang semangat biar saya masuk tur final," kata Yeremia bercerita di hadapan sejumlah wartawan, Senin (29/11/2021).

"Oke siap Yeremia," jawab Marcus seperti yang diceritakan oleh Yeremia lagi.

"Kita terus cek skor. Sudah 20-17. Wah deg-degan. Pas akhirnya menang, lega rasanya," tambahnya.

Lantas apa yang membuat Pramudya/Yeremia begitu melesat tahun ini?

Selain karena latihan di pelatnas, Pramudya/Yeremia juga sering mencuri ilmu dari para seniornya, dan hasilnya tidak sia-sia.

"Saya pribadi ingin tembus 10 besar dunia," kata Pramudya.

"Sama. Bisa juara di kategori-kategori atas seperti 500 atau 1000 karena kemarin kita juara di 300," tambah Yeremia.

Hal itu adalah jawaban dari Pramudya dan Yeremia ketika ditanyakan apa yang diinginkan mereka di tahun depan setelah tahun ini melejit?

Sedikit mengenai mereka.

Pramudya Kusumawardana adalah kelahiran Sukabumi, Jawa Barat, 13 Desember 2000. Di PON XX Papua, berpasangan dengan Shohibul Muhammad Fikri, Pramudya mempersembahkan medali emas ganda putra untuk daerahnya, Jawa Barat.

Yeremia Erich Yoche Yacob Rambitan adalah kelahiran 13 Oktober 1999 yang mulai bermain bulutangkis dengan bergabung dengan PB Kasih yang pelatihnya adalah ayahnya sendiri.

Klubnya saat ini adalah PB Exist Jakarta.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun