Permainan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani di tur Eropa pekan lalu tidaklah dibilang buruk-buruk amat.
Diawali di Denmark Open 2021, Praveen/Melati menembus semifinal, di French Open 2021 (unggulan ke 2) mencapai perempatfinal. Sedangkan di Hylo German Open 2021 mencapai final.
Di Denmark Open 2021 Praveen/Melati dihentikan ganda Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan 21-16 17-21 dan 20-22.
Di French Open 2021 dihentikan ganda Hongkong Tang Chung Man/Tse Ying Suet 9-21 dan 11-21.
Di final Hylo German Open 2021 Praveen/Melati kembali dikalahkan lawan yang sama, Dechapol/Sapsiree dengan dua gim, 22-24 dan 14-21.
Tapi kalau dibandingkan dengan edisi yang lalu, terlihat jika permainan Praveen/Melati mengalami penurunan secara statistik, Praveen/Melati bahkan juara di Denmark Open 2019 dan French Open 2019, turnamen yang berurutan.
Tak pelak pelatih ganda campuran Nova Widianto angkat bicara dan mengevaluasi apa yang terjadi pada anak asuhnya itu.
Nova Widianto mengatakan setidaknya dua alasan penyebab kekalahan ganda campuran nomor 5 dunia itu. Selain karena faktor kepercayaan diri yang belum pulih.
"Lawan juga sudah bisa membaca permainan Praveen/Melati," kata Nova Widianto.
Faktor tambahan lainnya penyebab kekalahan Praveen/Melati menurut mantan pemain berpasangan dengan Lilyana Natsir itu adalah karena kesalahan sendiri.
Dalam final Hylo yang digelar di Saarlandhalle, Saarbrucken, Jerman, Minggu (7/11/2021) itu di gim pertama sebenarnya Praveen/Melati dapat bermain ketat terbukti honey couple (julukan Praveen/Melati) "cuma" kalah 22-24.