Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Raket Pilihan

Hasil Kurang Manis di Tur Eropa, Praveen/Melati Berusaha Lebih Keras di Bali

12 November 2021   09:04 Diperbarui: 12 November 2021   11:17 157
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik


Permainan ganda campuran Praveen Jordan/Melati Daeva Oktaviani di tur Eropa pekan lalu tidaklah dibilang buruk-buruk amat.

Diawali di Denmark Open 2021, Praveen/Melati menembus semifinal, di French Open 2021 (unggulan ke 2) mencapai perempatfinal. Sedangkan di Hylo German Open 2021 mencapai final.

Di Denmark Open 2021 Praveen/Melati dihentikan ganda Thailand Dechapol Puavaranukroh/Sapsiree Taerattanachai dengan 21-16 17-21 dan 20-22.

Di French Open 2021 dihentikan ganda Hongkong Tang Chung Man/Tse Ying Suet 9-21 dan 11-21.

Di final Hylo German Open 2021 Praveen/Melati kembali dikalahkan lawan yang sama, Dechapol/Sapsiree dengan dua gim, 22-24 dan 14-21.

Tapi kalau dibandingkan dengan edisi yang lalu, terlihat jika permainan Praveen/Melati mengalami penurunan secara statistik, Praveen/Melati bahkan juara di Denmark Open 2019 dan French Open 2019, turnamen yang berurutan.

Tak pelak pelatih ganda campuran Nova Widianto angkat bicara dan mengevaluasi apa yang terjadi pada anak asuhnya itu.

Nova Widianto mengatakan setidaknya dua alasan penyebab kekalahan ganda campuran nomor 5 dunia itu. Selain karena faktor kepercayaan diri yang belum pulih.

"Lawan juga sudah bisa membaca permainan Praveen/Melati," kata Nova Widianto.

Faktor tambahan lainnya penyebab kekalahan Praveen/Melati menurut mantan pemain berpasangan dengan Lilyana Natsir itu adalah karena kesalahan sendiri.

Dalam final Hylo yang digelar di Saarlandhalle, Saarbrucken, Jerman, Minggu (7/11/2021) itu di gim pertama sebenarnya Praveen/Melati dapat bermain ketat terbukti honey couple (julukan Praveen/Melati) "cuma" kalah 22-24.

Namun seperti kata pepatah kemenangan itu mematikan, dalam "pertarungan merebut selisih dua poin" itu ganda Thailand lebih tenang, sehingga menang.

Sempat memimpin di menit-menit awal gim kedua, namun honey couple gagal mempertahankan momentum sehingga kalah 14-21.

"Praveen/Melati banyak melakukan kesalahan sendiri. Saya lihat Melati kurang percaya diri dan bingung sedangkan Praveen kekuatan tangannya menurun, banyak bola-bola nya yang mati sendiri," kata Nova.

Mantan peraih medali perak Olimpiade Beijing 2008 berpasangan dengan Lilyana Natsir itu mengatakan pada kesimpulannya kinerja Praveen/Melati belum maksimal.

"Ganda Thailand lebih tenang di poin-poin kritis," kata juara dunia 2005 dan 2007 berpasangan dengan Lilyana Natsir itu merujuk kepada hasil gim pertama.

Praveen Jordan sangat menyesalkan apa yang terjadi terutama di gim pertama.

"Sebenarnya ada kans menang di gim pertama. Setelah di Jerman ini kami akan berusaha keras di Bali," kata Praveen Jordan.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Raket Selengkapnya
Lihat Raket Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun