"Tiga turnamen yang digelar di Bali diharapkan dapat membangkitkan kembali perbulutangkisan nasional yang sempat vakum akibat Covid-19," kata Ketua Umum PP PBSI Agung Firman Sampurna, pekan lalu.
Diawali dengan Daihatsu Indonesia Masters berkategori BWF Super 750 dan berhadiah total 600.000 USD atau Rp Rp 8,5 miliar yang digelar 16-21 Nopember 2021, ini adalah turnamen bulutangkis pertama yang digelar di Indonesia semasa Pandemi Covid-19.
Dilanjutkan dengan Siminvest Indonesia Open 2021 berkategori BWF Super 1000 pada 23-28 Nopember 2021 dan final "Super Series" BWF World Tour Finals pada 1-5 Desember 2021.
"Indonesia Badminton Festival 2021" ini memiliki arti khusus bagi kebangkitan bulutangkis tanah air lantaran Indonesia baru saja membawa pulang kembali Piala Thomas untuk yang ke 14 kalinya, sejak 2002 atau 19 tahun yang lalu "terbang" ke negara lain.
Turnamen bulutangkis sepanjang tahun memang sangat padat, apalagi di tahun ini, selain turnamen BWF, ada juga Olimpiade Tokyo 2020, Piala Sudirman 2021, dan Piala Thomas-Uber 2020.
Maka tibalah "pesta" bagi para pebulutangkis dunia yaitu "Super Series" BWF World Tour Finals 2021 yang digelar di Bali International Convention Center & Westin Resort, Nusa Dua, Badung, Bali.
Sepertinya dunia hanya mengenal bulutangkis dan Pulau Dewata Bali saja jika mendengar nama Indonesia.
Dan jelas dengan tiga turnamen berurutan digelar di Bali, semua mata akan tertuju ke Pulau Dewata.
"Semua mata akan tertuju ke Bali," kata Sampurna.
Termasuk tiga pebulutangkis tanah air yang berhalangan berpartisipasi di tur tur Eropa karena cedera yaitu Anthony Sinisuka Ginting, Jonatan Christie, dan Greysia Polii/Apriyani Rahayu, seluruh pemain terbaik tanah air akan turun di Indonesia Masters 2021.
