Selepas Abraham de Veer, Daendels, atau nama lengkapnya Herman Willem Daendels, diangkat Raja Belanda Louis menjadi Gubernur Jenderal Hindia-Belanda.
Pada tahun 1780 dan 1787 Daendels melarikan diri ke Perancis bersama kumpulan pemberontak lainnya ke Perancis.
Di Perancis, pria kelahiran Hattem, Gelderland, Belanda, 21 Oktober 1762 itu menyaksikan Revolusi Perancis pimpinan Napoleon Bonaparte yang sangat terkenal dalam sejarah.
Pada tahun 1806, Raja Belanda memanggil Daendels untuk berbakti lagi kepada Kerajaan Belanda. Dan atas usulan Napoleon Bonaparte, maka diangkat lah Daendels menjadi Gubernur Jenderal di Hindia-Belanda.
Oleh karena Belanda pada waktu itu dikuasai oleh Perancis dan Daendels diangkat oleh Napoleon Bonaparte, maka kelak pria yang dijuluki "Mas Galak" itu dijuluki sebagai "Napoleon Kecil" atau Klein Napoleon.
Raja Belanda memberikan tugas kepada Daendels di Hindia-Belanda dari soal militer dan politik atau pemerintahan.
Dalam pemerintahan, Daendels merubah struktur organisasi. Jika dulunya (pada masa VOC) kepala daerah menjadi penguasa masing-masing di wilayahnya, maka kini dia merubahnya menjadi birokrasi. Dimana kepala daerah berada di bawah struktur atasannya, yang tertinggi adalah Gubernur Jenderal.
Daendels juga kini mengontrol pengaruh kerajaan-kerajaan terhadap rakyatnya, dibatasi.
Dan dalam bidang militer, Daendels membuat jalan raya. Jalan raya yang menghubungkan antara Anyer di ujung barat hingga Panarukan di ujung timur itu dimaksudkan untuk memobilisasi pasukan jika sewaktu-waktu Inggris menyerang Belanda.
Itulah cikal bakal Daendels dijuluki oleh orang-orang Jawa dengan "Mas Galak".
Dengan bengisnya dan konon tidak diberi upah, penduduk Jawa diperintahkan untuk membuat jalan raya itu sepanjang 1.000 kilometer. Jalan Raya Pos (Postweg).