Umumnya, kita makan (nasi dan lauk pauknya) sebanyak 3 kali dalam sehari, yaitu makan pagi (sarapan), makan siang, dan makan malam.
Pernahkah terpikirkan dalam benak Anda adanya aturan yang baik atau anjuran berapa porsi makan setiap waktunya. Apakah porsinya berbeda atau sama antara waktu?
Sepertinya tidak sedikit di antara kita, kalau pagi hari cuma minum kopi ditambah dengan makan donat, cakwe, atau kue saja. Atau makan pagi lebih sedikit ketimbang makan siang. Bahkan malam lebih banyak.
Jika hal tersebut yang terjadi sebaiknya pola itu dibalik. Yaitu sarapan pagi mendapatkan porsi yang terbesar, siang lebih sedikit, dan malam lebih sedikit lagi.
Mengapa demikian?
Hal tersebut didapatkan berdasarkan penjelasan dari Dr. Hana Kahleova.Â
Dalam risetnya bersama sejumlah ilmuwan lainnya dari Loma Linda University School of Public Health, California, Amerika Serikat, Kahleova menemukan dan membuktikan hormon pankreas bekerja paling optimal di pagi hari.
Bandingkan dengan malam hari, dimana di waktu ini, hormon pankreas ini "beristirahat" dan hanya menghasilkan sedikit insulin.
Riset itu juga menemukan mereka yang menyantap porsi yang terbanyak pagi hari memiliki BMIÂ (Body Mass Index)Â lebih rendah daripada mereka yang porsi makannya lebih banyak di siang dan malam.
Hasil penelitian dan pendapat di atas sama seperti yang diungkapkan oleh ahli gizi Susie Burrell yang mengatakan bahwa tubuh juga mempunyai waktu sendiri dalam mencerna makanan dan kapan waktu untuk istirahat.
Bahwa makan haruslah berpedoman pada nasehat ini: sarapan seperti seorang raja, makan siang seperti seorang pangeran, dan makan malam seperti pengemis.