Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... Akuntan - Apapun yang terjadi
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

Mulai hari dengan bersemangat

Selanjutnya

Tutup

Bahasa Pilihan

Malu Mengaku Orang Banten Jika Tidak Bisa "Bebasan"

7 September 2021   11:06 Diperbarui: 7 September 2021   11:49 387
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Banten (ekonomi.bisnis.com)

Sedangkan bahasa Betawi kebanyakan digunakan di di Kota Tangerang dan Tangerang Selatan.

Bahasa Jawa kebanyakan digunakan di Kabupaten Serang dan Kota Cilegon.

"Bahkan pernah dilakukan penelitian, di Cikoneng, mereka menggunakan bahasa Lampung dan bahasa Sunda. Persebaran bahasa ada tiga di Banten," kata Halimi.

Adanya bahasa Sunda di Banten dikarenakan dulunya propinsi kelahiran Wakil Presiden RI Ma'ruf Amin ini adalah bagian dari propinsi Jawa Barat, dimana para penduduknya berbahasa Sunda.

Namun berdasarkan UU Nomor 23 Tahun 2000 wilayah Banten ini memisahkan diri menjadi propinsi sendiri, Propinsi Banten.

Sedangkan sebagai daerah penyangga untuk ibukota Jakarta, bahasa Betawi yang banyak digunakan seperti yang sudah disebutkan di atas di Tangerang dan Tangerang Selatan, karena wilayah itu berbatasan dengan Jakarta.

Lantas kenapa bahasa Jawa juga digunakan di Banten?

Ahli sejarah mengatakan orang-orang Jawa dulunya bermigrasi ke wilayah Banten dan berasal dari Kediri, Demak, dan Cirebon.

Orang-orang Jawa itu yang berjumlah ribuan berdatangan ke wilayah Banten serta mendirikan Kesultanan Banten.

Ada yang mengatakan dialek Banten ini berbeda dengan dialek-dialek lainnya yang ada di Jawa.

Hal tersebut dikarenakan, ketika mereka sampai di Banten, pada waktu itu di sana terdapat penduduk yang berbahasa Sunda (kuno). Tak ayal, hal itu menyebabkan terjadinya akulturasi budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Bahasa Selengkapnya
Lihat Bahasa Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun