Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Ubah Kebiasaan Buruk Menjadi Kebiasaan Baik

6 Juni 2017   14:49 Diperbarui: 21 Juli 2017   13:45 1246
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Jangan remehkan kekuatan dari kebiasaan kita,  karena kebiasaan membentuk 40 persen dari seluruh aktivitas kita. Menurut pakar,  kebiasaan seseorang tidak hanya membentuk dirinya,  tetapi juga menentukan kesuksesannya. Bagaimana kiat meninggalkan kebiasaan buruk dan membangun kebiasaan baik?

Ingin tahu kebiasaan apa saja yang Anda "pelihara" selama ini? 

Cobalah ambil selembar kertas,  kemudian tuliskan secara rinci kebiasaan sehari-hari yang Anda lakukan,  mulai dari bangun pagi hingga tidur malam. Anda akan melihat pola kebiasaan Anda seperti apa. Dan dari sana,  akan tercermin jati diri Anda yang sesungguhnya.

Peter Gunawan Suryanegara, S.E., konsultan SDM dan Direktur PT Mitra Guna Solusi,  menegaskan bahwa pada dasarnya manusia memang makhluk kebiasaan.

"Kebiasaan kita membentuk siapakah kita. Semua yang kita lakukan,  sejak bangun tidur hingga kembali tidur,  tanpa sadar dilakukan secara otomatis,  dan itulah yang membentuk kita. Bahkan,  sukses atau gagalnya kita tergantung pada kebiasaan-kebiasaan yang kita bangun dalam keseharian",  jelas Peter.

Menurut Peter,  sejumlah penelitian telah mengungkap bahwa orang yang sukses pada dasarnya mempunyai kebiasaan-kebiasaan dalam melakukan hal-hal yang tidak biasa dilakukan oleh orang-orang yang gagal.

Contoh,  kebiasaan yang dimilki orang gagal adalah suka menunda-nunda pekerjaan,  tidak disiplin,  dan tidak berani mencoba. Sebaliknya,  orang yang sukses punya kebiasaan yang bertolak belakang,  yakni tidak suka menunda pekerjaan,  disiplin,  berani mencoba,  dan bangkit lagi setiap kali jatuh.

Dalam ilmu psikologi, kebiasaan dikenal sebagai conditional response atau respons yang terkondisi,  yakni perilaku yang diulang-ulang kembali dalam setting situasi tertentu.

Menurut Prof. Dr. Sarlito Wirawan Sarwono,  Psikolog, Guru Besar Fakultas Psikologi Universitas Indonesia,  teori yang terkait hal ini dikembangkan oleh Ivan Pavlov dari Rusia,  yang melatih anjingnya untuk mengeluarkan liur hanya dengan mendengar bunyi bel. Ini terjadi karena Pavlov membiasakan membunyikan bel setiap ia hendak memberi makan.

"Teori ini lantas dikembangkan di Amerika oleh J.B. Watson dan B.F. Skinner,  yang kemudian menjadi dasar bagi hampir semua teori psikologi yang berkembang di Amerika,  yaitu bahwa semua perilaku manusia pada dasarnya adalah hasil pembiasaan, " jelas Prof. Sarlito.

Namun, menurut Prof. Sarlito, aliran-aliran psikologi yang berkembang di Eropa tidak sepenuhnya menerima teori pembiasaan ini,  karena menurut mereka ada banyak faktor lain yang membentuk kebiasaan seseorang.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun