Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Jadilah Guru Kehidupan yang Terbaik

12 Juli 2017   11:26 Diperbarui: 12 Juli 2017   18:35 389
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Guru adalah sosok pendidik yang selalu menjadi panutan, terutama bagi anak-anak. Para orangtua menyerahkan anak mereka ke tangan para guru di sekolah untuk memperoleh ilmu pengetahuan dan teladan yang baik. Namun sering terjadi salah kaprah, ketika orangtua menyerahkan seluruh tanggung jawab pendidikan dan pembentukan karakter anak sepenuhnya kepada guru di sekolah. Padahal, orangtua justru harus menjadi teladan utama bagi anak. Dengan demikian, apa yang menjadi harapan orangtua terhadap anak dapat dipupuk sejak dini.

Esensi seorang pendidik adalah memberi teladan bagi anak dalam 3 hal, seperti yang disampaikan oleh Bapak Pendidikan Nasional, Ki Hajar Dewantara, yaitu: ing ngarsa sung tuladha, ing madya mangun karsa, dan tut wuri handayani. Seyogyanya orangtua mengaplikasikan ketiga nilai tersebut dalam pendidikan kepada para buah hati, sedini mungkin.

Ing ngarsa sung tuladhamemiliki makna bahwa, seorang pendidik harus memotivasi anak dari depan, dengan cara memberi teladan atau contoh tindakan yang baik. Sejak dini, anak belajar dari contoh yang dilihatnya sehari-hari. Oleh karena itulah orangtua harus memberikan contoh baik, dan konsisten antara perkataan dengan perbuatan. Anak akan merekam setiap paparan contoh yang dilihatnya dan mempraktekkannya dalam kehidupan sehari-hari. Jadi orangtua harus memberikan teladan untuk mendapatkan output yang baik pada anak.

Teladan kedua yang harus diberikan adalah ing madya mangun karsa, dimana seorang pendidik harus mau memahami kesulitan anak dan terlibat langsung dalam memecahkan permasalahan yang dihadapinya. Berdiskusi dan mendengarkan kesulitan anak akan memberikan motivasi positif bagi buah hati Anda.

Jangan melulu menyalahkan, terlebih memojokkan anak, jika ia melakukan sebuah kekhilafan. Jadilah orangtua yang bijaksana dan senantiasa memberi energi positif kepada anak. Dengan demikian, anak akan tumbuh menjadi pribadi yang positif dan penuh percaya diri.

Kedua teladan tersebut akan menjadi semakin lengkap jika orangtua memegang prinsip tut wuri handayani,  yaitu memberikan dorongan dari belakang. Anak butuh penyemangat untuk melangkah ke jenjang yang lebih tinggi, ke dunia yang lebih luas. Tugas orangtualah, menjadi suporter utama para buah hati agar dapat melangkah dengan penuh semangat dan percaya diri dalam meniti masa depan mereka. Suplai semangat dari orangtua akan menjadi bahan bakar yang tak pernah redup dalam sanubari anak hingga dewasa.

Tentunya ketiga prinsip tersebut tak boleh ditanggalkan dalam mendidik anak menjadi pribadi yang positif dan penuh optimisme. Genggam erat motivasi dan semangat untuk menjadi guru kehidupan yang terbaik bagi anak-anak, sehingga nantinya Indonesia akan dipimpin oleh generasi muda yang memiliki masa depan yang semakin cerah.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun