Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Apa yang Mesti Dilakukan Jika Melihat Suami Teman Anda Selingkuh?

15 Agustus 2017   08:51 Diperbarui: 15 Agustus 2017   11:32 14805
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

"Yang memilih diam bisa jadi karena merasa tidak dekat, atau tidak peduli, atau merasa tidak punya kapasitas. Yang terakhir jumlahnya banyak sekali, dan ini sangat mengecewakan," jelas Della.

"Mengapa? Karena pada masa-masa itulah sebenarnya hubungan mereka masih bisa diperbaiki dan peran orang-orang terdekat dibutuhkan. Namun, karena banyak yang tidak memainkan peran dengan efektif, akhirnya kondisinya kadung memburuk," tandas Della.

Mengenai barang bukti, Esther memiliki pandangan tersendiri.

"Kalau sang saksi mata sempat memfoto, berarti pasti sudah ada motif untuk menunjukkan pada pihak korban. Ada juga orang yang tidak butuh fakta, cukup dengan omongan lisan, dan keberadaan alat bukti justru akan lebih melukai hatinya," Esther mengingatkan.

"Jangan sampai niatnya membantu, tapi akhirnya justru memperkeruh suasana. Posisikan diri sebagai sahabat, bukan detektif. Orang yang peduli adalah orang yang hadir ketika seseorang sedang dalam masalah, membantu membukakan pikiran dan alternatifnya, bukan membuat pusing dengan banyaknya informasi negatif yang akhirnya menumpuk emosi," tambah Esther.

"Perasaan sayang pada pasangan kadang naik-turun, inilah yang tidak bisa dipahami orang lain. Si korban tahu bahwa pasangannya selingkuh, fakta sudah dikemukakan, banyak saksi mata menyampaikan, bahkan dia sendiri sudah bisa menyimpulkan, tapi akhirnya setelah berkonflik, beberapa waktu kemudian hubungannya nyambung lagi. Orang luar tidak bisa berbuat apa-apa," jelas Esther.

"Karena itu, jangan sengaja melibatkan diri, tunggulah sampai diminta. Biarkan mereka menyelesaikan sendiri masalah mereka. Jangan sampai ada konflik baru, yaitu antara kita dan mereka. Sebagai pihak luar kita harus tahu diri, sampaikan padanya bahwa jika butuh bantuan, kita siap," saran Esther.

"Intinya, butuh kedewasaan, kedekatan, dan ketahanan sang saksi mata dalam melihat alternatif yang dapat diambil oleh pasangan tersebut," tambah Della.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun