Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kombinasi Herba dan Obat Kimia Menguntungkan atau Merugikan?

24 Juli 2017   11:28 Diperbarui: 24 Juli 2017   12:20 2912
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Interaksi yang menguntungkan juga terjadi kalau herba yang dikonsumsi berefek mengurangi efek samping obat, sementara obat kimia menekan pertumbuhan virus, temulawak "merawat" organ hati, yang kerap terganggu akibat mengkonsumsi obat-obatan HIV/AIDS dalam waktu lama. Selain itu, temulawak juga meningkatkan nafsu makan dan memperbaiki fungsi pencernaan. "Ini menguntungkan, karena ODHA (Orang dengan HIV/AIDS) sering kehilangan selera makan dan diare"

Meskipun begitu, interaksi herba dan obat kimia yang menguntungkan juga bisa jadi bumerang. Salah satunya terjadi bila herba yang kita konsumsi mempunyai khasiat yang sama dengan obat, contohnya yang sama-sama berefek hipoglikemik. Pada dosis yang tepat, kombinasi semacam ini membuat kadar gula darah lebih cepat turun ke angka yang diinginkan. Namun kalau melalaikan dosisnya, bisa-bisa kadar gula darah "terjun bebas" dan justru membahayakan nyawa.

Perhatikan dosis, jenis, dan efeknya

"Bagaimana kombinasi herba dan obat kimia menjadi menguntungkan atau merugikan," Dr Dalimartha menjelaskan, "sangat dipengaruhi oleh dosis, jenis, dan efek yang terdapat didalam kedua bahan tersebut. Kalau dosisnya terlalu sedikit, efeknya tidak terasa. Begitu juga sebaliknya, bila dosisnya terlalu tinggi, bisa menimbulkan efek yang berlebihan.

Jenis herba dan obat yang digandengkan juga penting. Kita bisa mengetahui jenis obat dengan menanyakan kepada dokter, apakah obat yang diresepkannya itu tergolong jenis hipoglikemik, antibiotik (untuk membunuh bakteri), antiviral (membunuh virus), antikoagulan (mengencerkan darah), steroid, dan lain sebagainya. Cara lainnya, juga bisa kita lakukan dengan mencermati brosur didalam kemasan.

Sayangnya, cara semacam itu sulit didapat jika kita mengkonsumsi herba. Sebab, informasi detail mengenai herba masih (saja!) tersandung penelitian dan uji klinis, sehingga jumlah herba yang diakui secara ilmiah masih terbatas. Hal ini menyebabkan informasi mengenai kandungan, dosis aman, dan efek-efek yang ditimbulkan juga belum mencukupi. Menanyakan hal ini kepada sembarang dokter juga hampir tidak mungkin mengingat jumlah dokter yang mengenal tanaman obat belum banyak.

"Meskipun begitu," lanjut Dr Dalimartha, "kita bisa mengetahui jenis herba dengan mengintip efeknya." Apakah herba itu berefek meningkatkan absorpsi, melonggarkan peredaran darah, membunuh bakteri, menghilangkan demam, memudahkan BAB atau buang air kecil, menurunkan tekanan darah, meningkatkan nafsu makan, dll. Setelah mengetahui efek herba, perhatikan jenis obat yang akan diminum. Dengan begitu, kita bisa mengetahui apakah herba dan obat tersebut merupakan kombinasi yang tepat atau bukan.

Oleh sebab itu, jika akan mengkombinasikan herba dengan obat kimia, ada baiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan ahli herba, sinshe, atau dokter yang mendalami herba. Mereka ini tergabung dalam Perhimpunan Dokter Indonesia Pengembang Kesehatan Tradisional Timur (PDPKT), sebagai organisasi dibawah Ikatan Dokter Indonesia (IDI).

Agar aman dan efektif, waktu mengkonsumsi juga harus diperhatikan. Menurut Dr Dalimartha, sebaiknya minum herba dua jam sebelum atau sesudah mengkonsumsi obat dokter. "Selama waktu itu, biasanya proses mencerna obat sudah selesai sehingga interaksi yang tidak diinginkan bisa dihindari, dan efektivitas herba yang yang dikonsumsi tetap terjaga.

"Jangan lupa mengamati setiap reaksi yang timbul usai mengkonsumsi keduanya. Bila merasa lebih baik atau berdasarkan hasil pemeriksaan medis menunjukkan tanda-tanda perbaikan, konsultasikan kepada dokter untuk mengurangi dosis obat," saran Dr Dalimartha.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun