Mohon tunggu...
Rudy Wiryadi
Rudy Wiryadi Mohon Tunggu... -
Akun Diblokir

Akun ini diblokir karena melanggar Syarat dan Ketentuan Kompasiana.
Untuk informasi lebih lanjut Anda dapat menghubungi kami melalui fitur bantuan.

pelangidipagihari.blogspot.com seindahcahayarembulan.blogspot.com sinarigelap.blogspot.com eaglebirds.blogspot.com

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Tutup Buku Lama, Buka Buku Baru

22 Juli 2017   08:06 Diperbarui: 22 Juli 2017   14:49 1404
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

"Sepahit dan sesakit apapun proses perpisahan itu, silaturahmi sebaiknya tetap terjalin. Memang sulit, namun perlu dicoba untuk berbaik sangka kepada kehendak Tuhan dan kepada sang mantan," ujar Dian.

Ada beragam faktor yang membuat suatu hubungan percintaan yang kandas menimbulkan rasa sakit mendalam.

Misalnya, jika hubungan tersebut sudah melibatkan keluarga besar dan menyinggung harga diri keluarga, cara berpisah yang menyakitkan seperti diselingkuhi, atau dibohongi dan diperlakukan secara tidak manusiawi seperti mendapatkan kekerasan baik fisik maupun psikologis.

Kalau sudah begini, menjaga jarak setelah putus dengan mantan sepertinya menjadi pilihan terbaik. Penny menilai, menjaga jarak dapat menjadi salah satu upaya menjaga perasaan diri dan mantan pasca berakhirnya hubungan asmara. Hal ini menjadi penting dilakukan ketika ada di antara kedua pihak yang merasa tidak nyaman untuk terus menjalin interaksi.

"Menjaga jarak sangat penting. Mengingat keduanya akan move on dari hubungan sebelumnya dan mencoba untuk membuka kembali hubungan intim dengan orang lain. Berjarak akan membuat hubungan dengan mantan menjadi lebih sehat dan berimbang, selain itu masing-masing pihak akan lebih produktif dalam beraktivitas, apalagi bagi mereka yang bekerja di kantor yang sama," tandas Dian.

Memang, pola hubungan ideal sebuah hubungan adalah unik, karena merupakan hasil interaksi dan pencerminan dua individu dengan karakter yang berbeda. Karena itulah, hubungan setiap mantan pasangan tidaklah sama, karena masing-masing tentunya memiliki pengalaman dan pandangan yang berbeda.

"Ingat, interaksi sewajarnya bersifat dua arah, sehingga bila salah satu pihak ingin menjaga jarak, maka pihak yang lain perlu bersikap menghargai. Bila kedua pihak secara mutual ingin menjaga atau membangun hubungan baik, maka menjaga jarak tentunya tidak perlu dilakukan melebihi sewajarnya," kata Anissa.

"Tetap menjaga hubungan baik dengan mantan memang terdengar positif, namun belum tentu pola tersebut baik bagi setiap pasangan mantan," tambah Penny. "Walaupun sebagian bisa melakukan hal tersebut, ada pula yang lebih merasa nyaman bila memutuskan komunikasi secara total, sehingga keadaan menjadi lebih jelas dan tidak saling membebani antara mantan."

"Intinya, pola yang ideal adalah pola yang bersifat mutual, membuat kedua pihak merasa nyaman, dan tidak memaksakan perbedaan," Penny memaparkan.

Apa yang dibutuhkan untuk menjaga silaturahmi dengan mantan?

"Keikhlasan hati dan kebahagiaan diri, penerimaan terhadap kondisi yang ada, keluarga dan teman-teman yang mendukung, dan aktivitas sosial yang positif," ungkap Dian.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun