Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Fiksiana

Hutan Berasap

12 November 2015   06:06 Diperbarui: 12 November 2015   07:21 27
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Fiksiana. Sumber ilustrasi: PEXELS/Dzenina Lukac

kobaran menjilat rasa
kering basah merata
tiada sisa setangkai bunga
terbumi hanguslah, cinta

anak sajak bersimpuh luka
batin dan jiwa berbalut lara
menangis tiadalah guna
sesal berkerudung kain menua

habitat bertunggang langgang
padam tak pernah terbayang
hutanku menjadi terkenang
puing-puing melepuh di akhir pandang

sakitnya disini
karena tak ada yang mengerti
duduk berpangku tangan tiada mengisi
tidurlah mereka di atas derita negeri

bila detik masih memihak diri
aku harap engkau memahami
jabatan bukan untuk kepentingan diri
apalagi menggerogoti tanah pertiwi

dan,
dalam kesujudan
tasbihku penuh pengharapan
kembali sejuk dalam kedamaian

Surabaya,12 November 2015

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Fiksiana Selengkapnya
Lihat Fiksiana Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun