Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Faktanya

8 September 2020   09:58 Diperbarui: 8 September 2020   10:10 34
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Faktanya
Banyak terdengar jeritan hati
Menangis dan tidak berair mata
Seakan semua itu telah mengering

Sejauh kaki melangkah
Keinginan dan sebuah harapan
Hari demi hari seakan telah terpenggal
Rasa yang begitu menyesakkan dada

Lembaran kertas dalam amplop coklat
Bahkan mungkin bisa juga lewat internet
Terpapar dalam bayangan semu
Menumpuk, lalu dibuang entah

Faktanya
Memang sangat sulit sekali
Batin kian tertekan oleh ketidakberdayaan
Dimana-mana kesulitan mencari lowongan kerja

Mau dibawa kemana
Mau diberi apa anak dan istri
Sedangkan kantong-kantong kian kosong
Walaupun ada cuma rp1.000 sebagai jimat pengisi dompet

Surabaya, 8 September 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun