Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Ketika Aku Patah Pena

4 Juli 2020   15:18 Diperbarui: 4 Juli 2020   15:08 38
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Sore jelang senja
Batin kian meradang
Terkoyak rasa sakit hati
Dikala diriku telah terdustai

Kata bijak sebatas lembaran
Tidak lagi menunjuk kedewasaan
Kata-kata selalu di putar balikan
Bibir tersenyum hanyalah kedok saja

Ketika aku patah pena
Dan aksara tak bisa tertata
Mengelus dada pun menghela panjang
Akhir terurai hanya membayang semu

Oh...
Malang nian nasib ini
Di berondong peluru-peluru tajam
Dari lidah-lidah durjanaya

Surabaya, 4 Juli 2020

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun