Perjalanan narapidana
Sungguh menyakitkan sekali
Terbelenggu diam sendirian
Menangis meratap pilu
Beralas tikar
Berselimutkan dingin
Merebah kerinduan
Keindahan alam semesta
Di balik besi-besi tua
Tembok putih menjadi saksi
Terus merintih dalam kesedihan
Pun batin meronta-ronta, entahlah
Begitulah nasib narapidana
Siang malam dalam penantian
Waktu demi waktu menghitung hari
Harapan ingin segera berkumpul anak istri
Kini, pesanku padamu
Kebebasan janganlah berulah
Bekerja seadanya yang penting halal
Tingkatkan taqwa, bersyukur dalam keikhlasan hati
 Surabaya 28 Agustus 2019
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!