Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Terbelenggu Kemacetan

7 Agustus 2019   20:47 Diperbarui: 7 Agustus 2019   20:51 7
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Menelusuri jalan-jalan kota
Kemacetan ada dimana-mana
Riuh bising roda-roda mesin
Bercampur dalam kejenuhan jiwa-jiwa

Pikiran segera pulang
Ingin sekali bertemu keluarga
Tersendat tidak berujung sampai
Pun berakhir mengelus dada, entahlah

Senja telah tenggelam
Sayup-sayup adzan maghrib terdengar
Aku masih saja terbelenggu di jalanan
Seperti ikan terjepit diantara batu-batu karang

Oh, harus bagaimanakah
Sedangkan malam mulai mencumbui
Membuatku terburu-buru melaju kencang
Agar secepatnya berdayung rindu anak dan istri

Surabaya 7 Agustus 2019

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun