Hidup dan kehidupan di dunia ini adalah saling mengisi satu sama lainnya. Tidak harus memandang siapa kaya atau miskin karena pada dasarnya kita tetap akan sesalu membutuhkan dalam [entah] segi apapun.Â
Setiap manusia mempunyai tata cara dalam menjalani kehidupannya sendiri~sendiri apalagi dalam keyakinannya beragama. Kita berada di negeri yang beraneka ragam budaya, agama, suku dan adat, sudah seharus mementingkan rasa saling menghormati dan menjaga kerukunan serta keutuhan dalam kanca pergaulan.Â
Dalam perubahan jaman yang semakin maju, teknologi berkembang pesat di tengah~tengah masyarakat mari kita berbondong~bondong untuk memanfaatkan modernsasi itu menjadi ajang kebaikan bersilahturohim. Mengobar api semangat bahu membahu menciptakan kekeluargaan yang harmonis tanpa sedikit goresan benci atau permusuhan.Â
Di hari Waisak dan bulan suci Ramadhan sekira sebagai pelajaran buat kita semua bawasannya Tuhan mengharap jangan ada perselisihan dalam beragama. Mari kita tuntun bersama~sama hati ini menjadi lebih baik meskipun tidak yang terbaik. Kita seharusnya selalu ingat dan tetap berkaca pada cermin yang bening, berpikiran sehat, menggunakan naluri agar berBhennika Tunggal Ika selalu terpancar terang di antara langkah sehari~hari, untuk dan untuk NKRI yang kita sayangi ini.Â
Salam cinta damai untuk umat beragama [ Rudy Yuswantoro ].
Surabaya, 18 Mei 2019Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H