Mohon tunggu...
Rudy Yuswantoro
Rudy Yuswantoro Mohon Tunggu... Lainnya - Puisi adalah jiwaku

Penikmat Literasi || Pecandu Rindu || Pemital Aksara

Selanjutnya

Tutup

Puisi Pilihan

Dimana Naluri Itu

1 Agustus 2016   10:05 Diperbarui: 1 Agustus 2016   10:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Darah kita sama merahnya

Hanya kulit yang beda warna

Wujud dalam kesujudan satu pada Tuhan

Meski bakti keimanan beraneka penyembahan

 

Hidupmu hidupku di dunia

Alangkah baiknya memupuk cinta

Saling erat bergandengan tangan

Menggenggam rasa kedaulatan dan persatuan

 

Di langit pagi menjelang siang

Pun aku menghela nafas panjang

Mendesah lirih dan berkata, ada apa

Sampai tega menghunus benci antar agama

 

Bukankah sudah tertata rapi

Pada butir dan sila-sila di Pancasila ini

Tumbuh terpupuk dalam semboyan Bhineka Tunggal Ika

Meskipun kita berbeda-beda tetap satu juga    

   

Lantas, di manakah naluri itu

Atau memang dalam diri tak punya malu

Hingga akhirnya percikan api membara entah

Dan membakar kehidupan yang tidak bermasalah

 

Graha Family Surabaya, Agustus 2016

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun