Â
dialah peracik ampas hitam
penyaji kenikmatan jiwa-jiwa pemesan
lincah gemulai jari tangan saat menyeduh
pun senyum mengurai di balik wajahnya
antara kursi meja panjang
angan membayang tentang....
hidup dan kehidupan masa kini
hingga akhir kutulis nama dalam baitku
sungguh sangatlah besar perjuangannya
tak berhenti ditengah himpitan ekonomi
terus menjelmakan mimpi-mimpi itu
sampai rengkuh berujung nyata
adalah dia
cangkir dan ampas berkisah kabar
gumebyar terang seiring berjalannya waktu
tak henti terus menapak jejak dengan takdirnya
Surabaya, 25 Maret 2016
Â
Beri Komentar
Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!