kobaran menjilat rasa
kering basah merata
tiada sisa setangkai bunga
terbumi hanguslah, cinta
anak sajak bersimpuh luka
batin dan jiwa berbalut lara
menangis tiadalah guna
sesal berkerudung kain menua
habitat bertunggang langgang
padam tak pernah terbayang
hutanku menjadi terkenang
puing-puing melepuh di akhir pandang
sakitnya disini
karena tak ada yang mengerti
duduk berpangku tangan tiada mengisi
tidurlah mereka di atas derita negeri
bila detik masih memihak diri
aku harap engkau memahami
jabatan bukan untuk kepentingan diri
apalagi menggerogoti tanah pertiwi
dan,
dalam kesujudan
tasbihku penuh pengharapan
kembali sejuk dalam kedamaian
Surabaya,12 November 2015
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H