Mohon tunggu...
Rudy Sukirno
Rudy Sukirno Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Pejuang yang tangguh adalah yang selalu berani mencoba dan pantang menyerah.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Di Tanah Sendiri Pun Jadi Buruh (Negara Milik Siapa?)

17 April 2013   18:45 Diperbarui: 24 Juni 2015   15:02 340
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Politik. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Pertumbuhan ekonomi menjadi salah satu indikator efektifitas pemerintahan yang stabil. Sektor ekonomi Indonesia sekarang ini memang mengalami pertumbuhan yang cukup tinggi, namun itu hanya pemasukan dari jasa dan pajak dimana masyarakat menjadi konsumen. Minimnya produk dalam negeri yang dapat bersaing dengan produk asing menjadikan Indonesia sebagai negara konsumerisme yang tergantung pada pasar impor. Bagaimana tidak! mulai dari kebutuhan primer sampai sekunder, barang-barang yang diperjual-belikan adalah barang impor.

Keadaan pasar yang demikian tak terlepas juga dari banyaknya investor atau pun perusahaan asing yang berdiri di Indonesia. Sebagai negara berkembang Indonesia banyak menjadi sasaran investor maupun perusahaan asing. Hal tersebut dikarenakan negara ini sebagai penyedia buruh yang melimpah dan murah. Perusahaan yang ada memang banyak menyerap tenaga kerja masyarakat, namun sayang hal tersebut tidak membawa kesejahteraan bagi masyarakat yang berprofesi sebagai buruh. Ketidaksesuaian gaji yang mereka peroleh dibandingkan pekerjaan sebagai buruh masih belum berimbang bahkan mereka masih kesulitan mencukupi kebutuhan sehari-harinya. Kejamnya lagi perusahaan hanya mengejar target produksi maksimal tanpa memperdulikan kode etik buruh. “Datang dipagi hari, pulang digelap malam.” Keadaan itulah yang sehari-harinya dirasakan para buruh.

Kondisi saat ini takterlepas juga darisejarah masa lalu. Pada masa orde lama, Soekarno pernah menggagas ekonomi rakyat sebagai landasan ekonomi Indonesia. Soekarno menolak korporasi Barat dan lebih memilih ekonomi yang mandiri. Namun program tersebut tergantikan pada masa orde baru dimana Soeharto dengan program wawasan nusantara yang mengunggulkan pertumbuhan nasional disektor ekonomi. Pada masa ini, banyak investor dan bantuan asing yang datang bekerjasama dengan pemerintah untuk mendirikan perusahaan di Indonesia. Ekonomi dibawah kendali orde baru membawa Indonesia menjadi macan asia, namun dari sisi positif tersebut membuat Indonesia banyak berganrung dari investor asing dan bantuan asing. Sehingga pada era reformasi dengan lengsernya rezim orde baru, tidak bisa membawa Indonesia yang mandiri. Dan investor asing dengan segala tetek bengeknya secara kasat mata terus menggerogoti Indonesia sampai saat ini sebagai peninggalan kerjasama pemerintah dimasa orde baru.

Memang tidak hanya karena sejarah yang lalu, disparitas (kesenjangan) antara si kaya dan si miskin jauh berbeda. Seakan negara hanya dinikmati segelintir orang yang duitnya triliunan.

Inilah Indonesia, negeri kaya tapi rakyatnya miskin. Negeri yang orang bilang tanah surga, tapi masih banyak masyarakatnya yang hidup dibawah garis kecukupan.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun