Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Financial Artikel Utama

Memulai Bisnis Saham di Usia Pensiun (Bagian-2)

28 April 2023   17:04 Diperbarui: 29 April 2023   04:30 1092
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi memulai bisnis saham. Sumber: Freepik via kompas.com

Pada bagian sebelumnya atau bagian pertama kita telah belajar bahwa sebelum terjun ke pasar saham, langkah pertama adalah mengenal diri sendiri yaitu dengan menyadari motivasi kita masuk ke pasar saham, kemampuan keuangan dan sifat atau karakter diri kita sendiri.

Termasuk dalam langkah pertama mengenal diri sendiri adalah menentukan area atau medan yang kita pilih untuk bermain, ini juga menentukan tipe investor seperti apa yang akan kita jalani.

Langkah selanjutnya adalah mengenal musuh kita. Siapa "musuh" kita dalam berinvestasi di pasar saham? Musuh utama kita tidak lain adalah diri kita sendiri yaitu sifat tamak dan takut (fear and greed) yang muncul dalam bentuk rasa takut ketinggalan peluang emas atau FOMO (Fear Of Missing Out).

Selain diri sendiri, musuh nyata yang kita hadapi di pasar saham adalah pergerakan pasar atau naik turunnya harga saham yang kita beli.

Ilustrasi indikator ekonomi makro, Sumber: lakuuu.id
Ilustrasi indikator ekonomi makro, Sumber: lakuuu.id

Mengenal musuh dalam hal ini adalah memahami penyebab harga sebuah saham bergerak naik atau turun secara menyeluruh dan mendasar. Ada beberapa faktor yang mempengaruhi pergerakan harga saham di pasar saham antara lain :

  • Kondisi ekonomi secara makro maupun mikro.

Kondisi makro ekonomi biasanya dipengaruhi oleh kebijakan ekonomi pemerintah, contohnya adalah besaran suku bunga. Bila suku bunga tinggi investor lebih suka meyimpan uangnya di bank sehingga akan menghambat pertumbuhan bisnis perusahaan. Demikian pula sebaliknya.

Selain itu kestabilan politik juga turut mempengaruhi keberlangsungan bisnis perusahaan.

Kondisi ekonomi mikro atau kondisi riil dunia usaha seperti daya beli masyarakat juga turut mempengaruhi pertumbuhan bisnis sebuah perusahaan dan harga sahamnya.

  • Kondisi industri dimana perusahaan tersebut berada

Meskipun kondisi ekonomi sedang bagus tidak semua sektor industri akan mengalami booming. Misalnya saat ini sedang booming kendaraan listrik maka industri pertambangan Nickel, pembuatan batrei listrik dan perakitan kendaraan listrik akan turut berkembang dengan pesat.

Contoh lain adalah krisis energi dunia beberapa waktu yang lalu yang menyebabkan harga batubara naik mencapai rekor tertinggi sehingga banyak perusahaan batubara yang labanya meningkat pesat dan dampaknya harga sahamnya juga melambung tinggi.

Perlu dipahami bahwa setiap sektor yang lagi manggung ada siklusnya, sebagai contoh tahun yang lalu sektor komoditas batubara yang lagi booming, tahun depan mungkin sektor properti, dan tahun depannya lagi mungkin sektor perbankan yang akan manggung dan seterusnya.

Memahami siklus setiap sektor atau industri ini sangat berguna untuk menentukan jenis saham yang akan kita pilih agar menghasilkan keuntungan yang maksimal. Siklus dari setiap sektor atau industri dapat dirangkum dalam ungkapan berikut "Setiap saham ada masanya dan setiap masa ada sahamnya".

  • Kondisi Kesehatan perusahaan

Kondisi Kesehatan perusahaan tercermin salah satunya dari Laporan Keuangan perusahaan yang menunjukkan pertumbuhan asset, modal dan penjualan. Selain itu neraca keuangan dan pertumbuhan laba yang dihasilkan oleh perusahaan juga menjadi indikator kesehatan perusahaan.

Perusahaan yang bagus dan sehat keuangannya umumnya dikelola oleh tim manajemen yang bagus, jujur dan berintegritas (Good Corporate Governance). Perusahaan yang seperti ini disebut memiliki fundamental yang bagus sehingga biasanya harga sahamnya juga bagus atau berpotensi naik.

 

  • Berita atau Rumor di media massa

Seringkali kita bisa mendapatkan berita mengenai aksi korporasi sebuah perusahaan jauh lebih awal melalui berita online atau rumor di media massa. Namun terkadang berita tersebut tidak selalu benar karena masih harus menunggu konfirmasi secara formal dari perusahaan tersebut.

Sebagai contoh sebelum sebuah perusahaan mengumumkan akan membagikan dividen, media massa sudah lebih dulu memberitakan bahwa perusahaan XYZ akan menggelar RUPS (Rapat Umum Pemegang Saham) tanggal sekian dan dalam RUPS tersebut akan diketok palu pembagian dividen yang besarnya juga sudah diperkirakan berdasarkan laporan keuangan terakhir.

Berita seperti diatas belum tentu benar sampai perusahaan secara formal mengumunkan besaran dividen yang dibagikan dan kapan tanggal cum-date nya. Namun demikian berita ini dapat menjadi pertimbangan untuk membeli sahamnya lebih awal saat harganya masih rendah sehingga kita bisa mendapatkan keuntungan yang maksimal.


Aksi korporasi perusahaan dapat berupa RUPS, pembagian dividen, penerbitan saham baru atau Right Issue, Stock split (memecah saham menjadi beberapa bagian agar harganya terjangkau), akusisi, private placement, go private dan lain sebagainya.

Aksi perusahaan ini sangat mempengaruhi pergerakan harga saham karena merupakan bagaian dari strategi perusahaan untuk berkembang menjadi lebih besar.

Dalam membeli saham kita harus mencermati aksi korporasi yang akan dilakukan oleh sebuah perusahaan agar tidak beli di pucuk atau nyangkut.

Sebagai contoh beberapa bulan atau beberapa minggu sebelum pengumuman pembagian dividen harga saham biasanya akan naik. Namun pada hari cum-date dan beberapa hari sebelum dan setelahnya biasanya harga saham akan terjun bebas karena banyak dari investor hanya mengejar dividen saja.


  • Aksi goreng-menggoreng saham

Aksi goreng menggoreng saham merupakan salah satu jebakan paling mematikan di pasar saham. Hal ini karena aksi ini dilakukan dibelakang layar dan sulit dideteksi sehingga banyak pemain saham yang tidak menyadari telah terjebak membeli saham yang sedang "digoreng".

Menggoreng saham arti sebenarnya adalah melakukan jual-beli saham oleh satu kelompok tertentu sehingga harganya naik tinggi, biasanya juga disertai dengan pom-pom atau menyebar berita atau rumor positif tentang perusahaan yang sedang digoreng.

Pada saat harga saham terus bergerak naik, hal ini akan menarik para pemain saham ritel (perorangan) untuk membelinya baik karena FOMO ataupun pengaruh berita positif atau pom-pom yang dibuat oleh bandar.

Para pemain saham ritel ini tidak sadar dan tidak tahu kalau saham ini sedang digoreng, dan mereka justru berlomba-lomba membelinya sementara bandar dengan senang hati menjual semua saham gorengannya.

Setelah semua saham dipegang oleh pemain saham ritel tiba-tiba harganya terjun bebas karena memang sudah overvalued, alhasil para ritel ini nyangkut sementara bandar menikmati keuntungannya.

Aksi serupa juga dilakukan oleh beberapa oknum atau perusahaan nakal yang untuk pertama kalinya go public melalui skema IPO (Initial Public Offering). Oknum-oknum memanfaatkan IPO sebagai exit strategy, setelah perusahaan mendapatkan dana dari pasar saham mereka menjual sahamnya pada harga tinggi dan pergi begitu saja dari perusahaan yang sebenarnya tidak bagus ini.

Demikian segala hal yang harus kita pelajari secara mendalam untuk "mengenal musuh", agar kita dapat menyusun strategi yang tepat untuk memenangkan "pertempuran" di medan peperangan yang kita pilih di pasar saham.

Dengan mengenal diri sendiri dan mengenal musuh secara lengkap dan obyektif maka kita dapat memanfaatkan seluruh potensi kita untuk meningkatkan kemungkinan kemenangan melawan "Mr. Market" atau bandar yang memiliki sumber daya lebih besar.

Catatan :

Bersambung ke bagian-3 : Panduan teknis memulai bisnis saham (ralat catatan sebelumnya)

Mohon tunggu...

Lihat Konten Financial Selengkapnya
Lihat Financial Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun