Pertengahan tahun lalu saya menerima kiriman video yang cukup menyentuh perasaan. Video ini dibuat oleh keponakan saya dan teman-temannya yang duduk di kelas 2 SMA yang berjudul "Masa-masa yang katanya Indah".
Video tersebut menggambarkan kehidupan masa remaja mereka di era pandemi. Masa remaja adalah masa-masa yang selalu dirindukan hampir semua orang, masa-masa yang indah penuh romantika ketika mereka mulai mengenal kata cinta.
Namun apa yang tergambar dalam video tersebut bertolak belakang dengan harapan mereka. Sebagai remaja yang mulai belajar mengenal dunia dan kehidupan dengan segala romantikanya mereka tidak mengalaminya.
Begitu masuk bangku SMA, praktis mereka dapat berinteraksi secara langsung dengan teman-temannya hanya pada semester pertama, pada semester berikutnya mereka sudah tidak bisa bersekolah bersama lagi.
Dan baru di awal tahun ini, semester akhir di kelas 3 mereka bisa berkumpul dan bersekolah bersama lagi, sayangnya semester akhir ini waktunya sangat pendek karena mereka harus fokus mempersiapkan jenjang sekolah berikutnya.
Gegap gempita, riuh rendah dan euforia yang luar biasa dalam menyambut PTM 100 persen dialami oleh sebagian besar anak-anak usia sekolah setelah sekian lama mereka memendam kerinduan yang mendalam untuk dapat bersekolah seperti sebelum masa pandemi.
Meskipun demikian kegiatan belajar mengajar secara tatap muka ini masih dibayang-bayangi ancaman penularan Omicron, sehingga pelaksanaan kegiatan PTM ini harus dilakukan dengan prokes yang ketat terutama pemakaian masker dan cuci tangan.
Selain alasan kesehatan mental -agar anak-anak dan remaja usia sekolah bisa bertumbuh dan bersosialisasi dengan baik- alasan lain pelaksanaan kegiatan ini adalah agar kualitas pendidikan di Indonesia tidak tertinggal jauh dengan negara lain karena pembelajaran online sejauh ini belum seefektif PTM.
Dengan mempertimbangkan manfaat dan risiko seperti di atas maka pemerintah akhirnya mengambil kebijakan untuk melaksanakan Pembelajaran Tatap Muka (PTM) Terbatas yang wajib diikuti oleh seluruh siswa di Indonesia pada tahun ajaran baru di awal tahun 2022 ini.