Bagi orang tua yang punya anak yang menginjak remaja dan sudah punya smartphone sendiri, sebagian besar mungkin menghadapi masalah yang sama yaitu bagaimana mengatasi kecanduan gadget pada anak-anak dan remaja.
Persoalan ini semakin meningkat intensitasnya sejak masa pandemi di mana hampir semua anak-anak dan remaja mengikuti kegiatan pembelajaran dari rumah dengan menggunakan gadget.
Sejak beberapa tahun yang lalu, terutama semenjak anak saya memiliki smartphone sendiri saya selalu mengingatkan agar membatasi diri menggunakan handphone, misalnya tidak boleh memakai smartphone pada saat makan, pada saat jam tidur, maksimum sehari 3 jam dan seterusnya.
Namun dengan berjalannya waktu, aturan tersebut seringkali dilanggar dengan berbagai alasan sehingga menimbulkan perdebatan bahkan tidak jarang "perlawanan" atau pembenaran atas pelanggaran yang telah dia dilakukan.
Dan puncaknya pada saat pandemi, di mana semua kegiatan pembelajaran dilakukan secara online, praktis sepanjang hari smartphone hampir tidak pernah lepas dari tangan, kecuali sedang tidur.
Berbagai upaya saya lakukan untuk mengurangi ketergantungan anak saya terhadap gadget, termasuk mengikuti petunjuk atau tips yang ada di google dan belajar dari pengalaman orang lain.
Contohnya dengan memberikan pemahaman mengenai sisi buruk menggunakan gadget terus menerus, menegakkan aturan waktu penggunaan gadget yang telah disepakati dan mengajak beraktivitas secara fisik seperti olahraga, camping dan sebagainya.
Namun itu semua tidak sepenuhnya berhasil dan hanya bertahan sebentar, tidak bisa konsisten untuk jangka waktu yang lama. Seperti ada kekuatan atau dorongan yang lebih besar untuk kembali ke kecenderungan semula, pegang gadget lagi.
Awalnya saya kira hanya anak saya yang berperilaku demikian, namun setelah berbincang-bincang dengan banyak orang ternyata mereka juga menghadapi masalah yang sama.
Beberapa kasus kecanduan gadget pada anak juga dilaporkan terjadi di beberapa wilayah. Di Jawa Barat, Rumah Sakit Jiwa (RSJ) Cisarua melaporkan sepanjang 2020 hingga Februari 2021 sudah ada 112 anak yang dirawat karena mengalami kecanduan gadget.