Secara umum penyebab diatas juga mirip dengan mereka yang menolak vaksinasi di Indonesia. Namun di negara-negara maju pemerintah tidak bisa mewajibkan rakyatnya untuk melakukan vaksinasi ini karena menyangkut HAM. Slogan mereka adalah "My body, my choice", sehingga tidak mungkin negara memaksa rakyatnya untuk di vaksin.
Oleh karena itu yang dapat dilakukan oleh pemerintah negara maju adalah dengan membatasi akses ke berbagai tempat umum, hanya boleh untuk orang yang telah divaksin. Pembatasan inilah yang memicu berbagai demo yang sebagian besar berakhir anarkis.
Kembali ke alasan mengapa ada orang yang menentang vaksinasi ataupun penerapan protokol kesehatan, berikut ini latar belakang dibalik alasan-alasan diatas.
1. Adanya ketidakpuasan terhadap kebijakan pemerintah secara keseluruhan
Meskipun negara-negara maju di Eropa dan Amerika menganut sistim pemerintahan demokrasi, dimana penyelenggara pemerintahan dipilih langsung oleh rakyat namun tidak berarti seluruh rakyat setuju terhadap setiap kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah.
Sama dengan yang terjadi di Indonesia rakyat terbelah menjadi dua antara yang mendukung pemerintah dan yang mendukung pihak oposisi. Kondisi ini dimanfaatkan pihak oposisi untuk menarik simpati rakyat yang pro-oposisi dengan cara mencari kelemahan dari setiap kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah yang berkuasa.
Pihak oposisi mempertanyakan efektifitas dari vaksin, pembatasan dan penerapan protokol kesehatan yang ketat, vaksinasi untuk setiap orang dan berbagai narasi yang intinya adalah tidak percaya bahwa kebijakan pemerintah itu benar dan efektif.
Dengan narasi seperti itu, maka rakyat yang pro-oposisi menganggap bahwa kebijakan pemerintah saat ini adalah kebijakan yang dipaksakan dan mereka mencari justifikasi untuk membuktikan bahwa kebijakan itu salah sehingga rezim pemerintah yang sekarang adalah rezim yang diktator dan "harus" di lawan.
2. Kurangnya pengetahuan atau penjelasan secara keseluruhan mengenai teknologi vaksin serta cara mendapatkannya
 Bagi rakyat negara maju alasan ini kedengaran absurd karena dengan segala kemajuan teknologi yang mereka miliki dan tingkat pendidikan masyarakat yang relatif tinggi seharusnya alasan ini tidak ada.