Menciptakan konflik di tempat kerja ? Yang benar saja. Tidak diciptakanpun konflik selalu hadir di tempat kerja. Dan bukan hanya di tempat kerja saja, namun dalam hubungan antar manusia dimanapun berada konflik selalu ada.
Sumber konflik di tempat kerja ada bermacam-macam mulai dari masalah pribadi, asmara, utang piutang, urusan pekerjaan, salah paham dan yang lainnya.
Konflik terjadi karena dipicu oleh perbedaan pendapat, pandangan hidup, sikap, perasaan, tujuan, cara mencapai tujuan, latar belakang, lingkungan dan sebagainya.
Namun demikian konflik tidak selalu berdampak negatif, bila dikelola dengan baik justru akan meningkatkan kinerja karyawan. Konflik membuat karyawan keluar dari zona nyaman dan mengeluarkan semua potensi terbaiknya untuk mendapatkan titik kesetimbangan baru.
Konflik seperti halnya api, kecil jadi kawan besar jadi lawan. Mengelola konflik harus benar-benar hati-hati, salah-salah bukan kinerja tinggi yang didapatkan namun justru kerusakan dimana-mana.
Dampak dari konflik yang terjadi  adalah tingkat stress akan naik, tingkat stress yang naik akan memicu peningkatan hormon adrenalin yang mengakibatkan gairah fisiologis atau kejiwaan akan naik.
Hubungan antara tingkat stress terhadap kinerja pertama kali dikemukakan oleh psikolog Robert M. Yerkes dan John Dillingham Dodson, yang kemudaian dikenal sebagai "hukum Yerkes Dodson". Â
Menurut hukum Yerkes Dodson, kinerja akan meningkat seiring dengan peningkatan gairah fisiologis atau kejiwaan, tetapi hanya sampai pada titik tertentu, setelah itu akan turun kembali. Proses ini sering kali digambarkan dengan grafik yang berbentuk seperti lonceng atau "U" terbalik.
Dengan demikian stress di tempat kerja tetap dibutuhkan pada kadar yang cukup, tidak terlalu rendah juga tidak terlalu tinggi.Â