Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money Artikel Utama

Disrupsi Rantai Pasokan Global yang Berimbas ke Seluruh Dunia

24 Oktober 2021   10:43 Diperbarui: 25 Oktober 2021   15:45 1886
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilustrasi aktivitas bongkar muat di pelabuhan. Sumber: Shutterstock via Kompas.com

Masalah kelangkaan kapal laut ini menimbulkan masalah turunan seperti kelangkaan kontainer, biaya pengiriman yang melambung tinggi, penundaan pengiriman dan masih banyak lagi. Dampak dari masalah ini juga dialami perusahaan-perusahaan dalam negeri yang berorientasi ekspor. Sejak pertengahan tahun lalu mereka bergulat dengan masalah yang sama dan sampai saat ini belum ada tanda-tanda akan kembali normal seperti sebelum pandemi.

Kelangkaan kapal laut untuk pengiriman barang diseluruh dunia saat ini sebenarnya dimulai sebelum pandemi.

Pada akhir tahun 2019, semua shipping line atau perusahaan pelayaran dunia telah mengumumkan kenaikan "freight cost" mulai awal tahun 2020. Kenaikan freight cost ini karena implementasi dari aturan IMO (International Maritime Organization), dimana per 1 Januari 2020 semua kapal laut yang beroperasi wajib menggunakan bahan bakar dengan kandungan sulfur maksimal 0.5% dalam mendukung zero-emission.

Implikasi dari aturan ini pemilik kapal atau shipping line wajib menggunakan bahan bakar low-sulfur yang harganya lebih tinggi atau tetap menggunakan bahan bakar biasa (kandungan sulfur 3-4%) namun mereka harus memasang alat tambahan untuk mengurangi kandungan sulfur gas buang mesin kapal.

Dalam menyiasati aturan dari IMO ini banyak shipping line yang akhirnya me-pensionkan armada kapal yang sudah berumur karena tidak efisen. Hal ini juga menyebabkan jumlah armada secara global berukurang dan turut berkontribusi terhadap kelangkaan kapal laut saat ini.

catatan:

IMO,  the International Maritime Organization, adalah adalah badan khusus PBB yang bertanggung jawab atas Keselamatan dan Keamanan Pelayaran Dunia dan pencegahan pencemaran laut karena tumpahan bahan bakar dan pencemaran udara dari gas buang kapal. IMO mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan dan pencapaian Net-Zero Emission yang diprakarsai oleh PBB.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun