Mohon tunggu...
Rudy Subagio
Rudy Subagio Mohon Tunggu... Lainnya - Just ordinary people, photograph and outdoors enthusiast, business and strategy learner..

Hope for the Best...Prepare for the Worst ...and Take what Comes. - anonymous- . . rudy.subagio@gmail.com . . Smada Kediri, m32 ITS, MM48 Unair

Selanjutnya

Tutup

Money

Strategi Bisnis di Masa Pandemi: Menciptakan Kebutuhan Baru bagi Konsumen dalam Perspektif Strategi Samudra Biru

8 Agustus 2021   12:12 Diperbarui: 8 Agustus 2021   12:15 256
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bisnis. Sumber ilustrasi: PEXELS/Nappy

Salah satu dampak dari Pandemi yang berkepanjangan saat ini adalah semakin banyak orang yang kehilangan pekerjaan dan semakin banyak orang yang mulai bisnisnya sendiri dan semakin ketat persaingan yang terjadi sehingga mengarah pada persaingan yang berdarah-darah atau persaingan dalam konteks Samudra Merah. Arena persaingan yang digambarkan sebagai “Samudra Merah” ini sangat kejam dan merupakan persaingan yang tidak sehat sehingga harus dihindari sebisa mungkin, namun  secara alamiah bila terlalu banyak pemain yang bermain pada pasar yang sama maka persaingan yang berdarah-darah tidak mungkin dihindari lagi. Satu-satunya jalan adalah menciptakan pasar yang sama sekali baru yang sebelumnya belum ada sehingga hanya kita sendiri pemain yang ada di pasar baru tersebut. Inilah yang menjadi intisari dari strategi Samudra Biru, yaitu dengan tidak meladeni persaingan yang terjadi di pasar yang ada saat ini namun fokus untuk menciptakan pasar baru dimana persaingan menjadi tidak relavan lagi.

Sepertinya sesederhana itu, namun menciptakan pasar yang sama sekali baru bukan perkara mudah. Belajar dari tokoh dibalik kesuksesan Honda Motor Co., dan Apple Inc., Soichiro Honda dan Steve Jobs, banyak pelajaran yang bisa diambil mengenai bagaimana konsep inovasi nilai diwujudkan dalam tindakan nyata. Menciptakan pasar baru berarti menciptakan kebutuhan baru bagi konsumen. Baik Soichiro Honda maupun Steve Jobs adalah innovator jenius pada masanya yang dapat mengungkapkan kebutuhan baru konsumen yang tidak mereka sadari dan mewujudkannya sebagai keunggulan bisnis dibanding para pesaingnya.

Soichiro Honda merupakan orang yang pertama kali punya ide membuat sepeda motor di Jepang yang berkembang di seluruh dunia, juga sebagai pendiri dan presiden dari  Honda Motor Corporation. Salah satu hal yang melatarbelakangi pembuatan sepeda motor ini pada awalnya adalah pemikiran dari  Soichiro Honda bahwa produk yang mereka buat bukan sekedar untuk memenuhi keinginan konsumen namun untuk menciptakan kebutuhan baru bagi konsumen, “Products are not manufactured to meet the needs of the consumer, but to create new needs for the customer (Honda Soichiro, 1906-1991).” Ide ini merupakan pandangan yang jauh kedepan pada masa itu, dengan mantra ini Honda mengembangkan produksi sepeda motor sejak tahun 1949, dan terus berkembang dan menjadi kebutuhan baru bagi masyarakat pada jaman itu, perusahaan ini terus berkembang hingga akhirnya pada tahun 1964  menjadi produsen sepeda motor terbesar di dunia dan bahkan sampai dengan hari ini.

Sementara itu di era teknologi digital hampir semua orang mengenal brand Apple, salah satu brand global paling bernilai setelah Amazon di tahun 2021 ini. Sukses dari Apple Inc. sebagai produsen gadget dengan brand Apple ini tidak bisa dilepaskan dari sosok seorang Steve Jobs, seorang innovator jenius dibalik pengembangan produk-produk Apple mulai dari pemutar media portabel iPod, telepon pintar iPhone dan komputer tablet iPad, komputer pribadi Mac, dan masih banyak lagi yang didukung perangkat lunak yang mumpuni seperti iOS, Mac OS X, iTunes, App store dan lainnya. Inovasi yang dilakukan oleh Steve Jobs merupakan sebuah ide yang benar-benar baru karena telah menciptakan kebutuhan baru bagi konsumen di era teknologi digital. Steve Jobs melalui Apple bukan hanya sekedar membuat produk yang  diinginkan oleh konsumen namun lebih dari itu mereka mengeksplorasi kebutuhan konsumen yang tidak terpikirkan sebelumnya dan mewujudkannya menjadi produk nyata yang akhirnya menjadi kebutuhan baru bagi konsumen.

Ada benang merah antara apa yang dilakukan oleh Soichiro Honda mapun Steve Jobs, dalam persepktif manajemen strategis apa yang dilakukan oleh kedua tokoh tersebut adalah Strategi Samudra Biru (Blue Ocean Strategy). Strategi Samudra Biru berfokus pada inovasi nilai untuk mengeksplorasi kebutuhan konsumen yang tidak pernah mereka pikirkan sebelumnya atau yang  mereka sendiri tidak sadari. Daripada berfokus pada persaingan saat ini yang sangat ketat dan berdarah-darah, dengan strategi ini kita dipandu untuk menemukan ruang pasar baru yang sama sekali belum ada pemain lainnya sehingga hanya kita satu-satunya pemain di pasar baru yang kita ciptakan dengan demikian kita tidak perlu bersaing dengan siapapun. Tentu saja seperti kata pepatah ada gula ada semut, setelah orang tahu ada pasar baru pasti ada peniru-peniru atau pemain yang baru yang berusaha memasuki pasar baru yang kita buat, namun sebagai pioneer kita sudah selangkah lebih maju dibanding yang lain dan kita sendiri yang menentukan batas-batas pasar baru ini sesuai dengan keunggulan yang kita miliki.

Bila kita tengok kembali sejarah lebih jauh, sejak ribuan tahun yang lalu konsep strategi ini sudah digunakan sebagai strategi perang jaman dahulu, yang tertulis dalam karya klasik “36 Strategi Perang Cina kuno”, khususnya Siasat #7 yaitu “Menciptakan Sesuatu dari Ketiadaan”. Strategi Samudra Biru yang berangkat dari folosofi “menciptakan kebutuhan baru bagi konsumen”, artinya menciptakan sesuatu yang sebelumnya belum ada atau belum disadari dan membuatnya menjadi ada dan nyata. Dalam dunia bisnis siasat ini berangkat dari konsep bahwa kita akan mendapatkan keuntungan bila kita dapat dapat menciptakan atau menemukan kebutuhan konsumen yang tidak mereka sadari. Inilah strategi yang yang harus kita pertimbangkan dalam menghadapi persaingan bisnis di era pandemi dimana banyak pemain pada pasar yang sama dan terbatas.

Selamat berinovasi dan terus menggali kebutuhan konsumen anda yang belum terungkap

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun