Jokowi sibuk mengkampanyekan ikan lele, lalu mengapa Prabowo mengkampanyekan susu dan bukan ikan sidat, ikan asli Indonesia yg banyak diburu
negara2 maju di dunia karena kandungan gizinya yg luar biasa?
Kandungan vitamin A ikan sidat 45X lipat dari vitamin A susu sapi, vitamin B-nya 25X lipat dari susu sapi. Proteinnya apalagi, jauh lebih tinggi dari ikan manapun di dunia. Kandungan EPA dan DHAnya, zat pertumbuhan yang dibutuhkan anak, 2X lebih tinggi daripada ikan salmon.
Sudah banyak kami buktikan ibu2 hamil yg mengkonsumsi ikan sidat akan melahirkan anak yg super cerdas, sehat, dan kuat. Bangsa2 di Asia Timur seperti Jepang, Korea, dan Taiwan sangat meyakini mereka menjadi bangsa maju dan kuat karena revolusi gizi, dengan menyertakan ikan sidat dalam menu makanan mereka sehari2.
Pemerintah Korea bahkan membuat peraturan semua angkatan bersenjatanya diwajibkan mengkonsumsi ikan sidat.
Ikan sidat adalah ikan asli Indonesia. Tidak perlu diimpor, tapi justru sangat potensial utk diekspor guna meningkatkan perekonomian nasional demi kesejahteraan rakyat banyak. Ikan sidat di jepang bisa mencapai harga Rp 70jt - Rp 200jt /kg sementara di Indonesia bisa kita budidayakan sendiri dengan  biaya yang sangat murah.
Tuhan telah memberikan Indonesia tanah dan air yg sangat baik utk populasi ikan sidat, tapi kita tidak bisa memanfaatkannya secara maksimal.
Hampir 10 tahun kami mensosialisasikan ikan sidat di Indonesia dengan berbagai acara bisnis dan pelatihan, tapi kebanyakan yang tertarik dan ikut justru orang2 asing dari negara lain.
Mari kita mengkonsumsi ikan sidat, ikan asli Indonesia dan bukan ikan lele, ikan dengan gizi minim, pemakan kotoran, dan berasal dari Afrika. (Rudy S.Pontoh, Waketum Partai Idaman, Ketua Penggalangan Dana Nasional Partai Idaman, Presiden Direktur PT Agromania Mitra Artha, Dirut PT Inti Media Focus).
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H