[caption id="attachment_300927" align="aligncenter" width="631" caption="Ilustrasi/Admin (Shutterstock)"][/caption] Untuk seseorang yang akan memulai sebuah usaha, biasanya sudah memiliki pemikiran atau ide akan membuka usaha yang menurutnya akan bisa berhasil dijalankannya, dalam hal ini penulis tidak membahas mengenai hal itu tetapi mengenai modal kerja saat ingin mulai merintis usahanya tersebut. Mendapatkan modal kerja memang susah susah gampang, meminjam modal dari keluarga pun tidak mudah karena kita harus bisa meyakinkan bahwa usaha yang kita jalankan bisa berhasil dan mampu mengembalikan modal yang kita pinjam, hanya saja enaknya bila modal kita dapatkan dari keluarga biasanya tidak pakai hitungan bunga. Cara yang paling umum ditempuh adalah kredit modal kerja dari bank, sebagai pebisnis pemula menurut saya koq ribet banget ya, karena biasanya bank mensyaratkan usaha telah berjalan minimal 2 tahun dengan performa yang baik, di samping itu ada agunan yang harus diserahkan biasanya berupa sertifikat rumah ataupun BPKB kendaraan bermotor, sudah memiliki agunan pun belum tentu kredit bisa cair jika hasil survei berkata lain. Seandainya kredit dari bank telah cair, sejak ditandatanganinya kontrak di hadapan notaris, maka saat itu pulalah mulai berjalan angsuran yang Anda harus bayar berupa pokok berikut bunga yang Anda harus bayar pada bulan berikutnya. Dapatkah kita bayangkan, jika usaha itu masih bayi, masih memerlukan begitu banyak penyesuaian trial and error, menyiapkan segala peralatan yang diperlukan, menjaring konsumen dan sebagainya yang tentunya untuk mengadaptasi semuanya memerlukan waktu yang tidak singkat. Jadi dapat dikatakan di saat kita menggunting pita pembukaan usaha kita, konsumen yang pertama kali datang adalah tukang tagih dari bank tersebut. Hal ini tentunya akan membuat stress, usaha baru mulai berjalan, kolektor sudah menyambangi. Kalaulah usaha tersebut gagal, melayang pula agunan kita. Kartu kredit saat ini masih menjadi sumber pendanaan yang fleksibel, ini menurut saya, mengapa demikian? karena untuk mendapatkan kartu kredit tidak diperlukan agunan, tidak pakai survei kerumah, hanya survei melalui telpon, lantas apabila sudah memiliki kartu kredit bagaimana caranya agar bisa digunakan sebagai modal kerja? bagi yang memang sudah terbiasa tentu mudah sekali memanfaatkan kartu kredit untuk berbagai jenis usahanya, tapi bagi mereka yang tahunya kartu kredit hanya sebagai sarana belanja tentu tidak berpikir bahwa kartu kredit dapat digunakan sebagai modal kerja. Prinsipnya adalah, sebagai pemegang kartu kredit kita telah mendapatkan kepercayaan dari bank untuk menggunakan kartu tersebut sesuka hati, bank tidak peduli limit kartu dihabiskan yang penting di akhir bulan harus bayar, pernah ada seorang teman yang bertanya bahwa bagaimana mungkin kartu kredit bisa menjadi modal usaha karena untuk pengambilan tunai (cash advance) hanya dibatasi sebesar 40% dari limit kredit itu pun dengan bunga yang yang sangat tinggi kalau tidak salah sekarang 3,75% per bulannya! Saat ini kita tinggal di Indonesia pembaca sekalian, orang Indonesia terkenal pandai mengakali dan memanfaatkan segala hal menjadi sebuah peluang usaha, kaitannya dengan kartu kredit adalah saat ini bertebaran di seluruh pelosok provinsi di Indonesia merchant kartu kredit yang menyediakan jasa Gestun akronim dari gesek tunai, yaitu jika kita memerlukan sejumlah uang tunai kita bisa gesek kartu kita sebatas limit yang tersedia sehingga semisal limit kartu kredit sejumlah nominal 10 juta, kita bisa menggeseknya maksimal 90%-nya, maka kita akan mendapatkan uang tunai dari merchant tersebut senilai 9 juta rupiah dipotong 2,5-3% untuk jasa penarikan tunai tersebut. Dalam hal ini bank tidak mengetahui karena dianggap nasabah berbelanja seperti biasa. Anda bisa bayangkan apabila nasabah memiliki kartu kredit sebanyak 15 buah dengan besaran limit yang biasanya seragam. Lha nanti kalau digesek semua bayarnya bagaimana? Anda tidak usah kuatir, pada saat jatuh tempo kartu tersebut datang aja lagi ke merchant tersebut bilang minta ditalangi untuk pembayaran kartu Anda maka merchant akan menalangi pembayaran kartu Anda dan Anda harus bayar lagi 2,5-3% atau sesuai kesepakatan gitu aja koq repot. Apabila hal ini terus dilakukan selama beberapa bulan, limit kartu Anda akan naik dengan sangat pesat karena bank menilai Anda nasabah yang sangat bagus pembayarannya. Jadi di saat Anda memulai sebuah bisnis, maksimalkan kartu kredit Anda gesek sebanyak yang Anda butuhkan sebagai modal usaha. Setiap bulan Anda hanya dikenakan jasa sebesar 2,5-3% untuk merchant angka ini lebih realistis ketika sebuah bisnis mulai dirintis, Anda tidak perlu membayar pokok berikut bunga. Anda cukup bayar fee untuk merchant saja. Beberapa bulan kemudian apabila bisnis Anda sudah berkembang pesat, Anda cukup menghubungi bank penerbit kartu minta dijadikan sebagai cicilan tetap, dengan bunga sebesar 1-1,5% per bulannya. Semoga bermanfaat, Rudy Sebastian
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H