Mohon tunggu...
Rudy Rdian
Rudy Rdian Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Kawula alit ingkang peduli nasib negeri.

Selanjutnya

Tutup

Politik Pilihan

Pemilu 2014 “Curang” Sudah Dimulai?

30 Maret 2014   16:50 Diperbarui: 24 Juni 2015   00:17 217
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Iseng pagi-pagi membaca info-info berita online di beberapa portal online termasuk portal tercinta kompasiana ini. Sudah beberapa berita dilahap habis termasuk komentar para lovers yang saling menjagokan partai maupun capresnya. Berita olah raga juga tidak tertinggal ikut dibaca dan info bisnis yang mungkin berguna bagi penulis yang sedang belajar bisnis untuk jadi orang kaya hehehe…

Klak-klik klak-klik alamat website tiba-tiba terhenti pada portal situs yang terkenal www.detik.com , yang memuat berita :

http://news.detik.com/pemilu2014/read/2014/03/30/014411/2540727/1562/hari-ini-wni-di-luar-negeri-mulai-mencoblos?991101mainnews

(kpud.banjarkota)

Setelah dibaca seksama, penulis agak terkejut juga (tapi mungkin cuma penulis sendiri) karena ternyata saudara kita akan melakukan pencoblosan Pemilu 2014 jauh sebelum kita-kita di tanah air mencoblos pada tanggal 9 April 2014. Dalam info tersebut disebutkan bahwa ada beberapa kota di luar negeri sudah mulai pencoblosan pada hari ini 30 Maret 2014 !!!

Saya tidak tahu alasan mengapa KPU memutuskan pemilu “duluan” tersebut.

Masih menurut berita itu juga bahwa setelah pencoblosan, suara tidak dihitung tetapi dititipkan ke dalam kantor KBRI setempat untuk kemudian pada saatnya nanti tepat tanggal 9 April 2014, kotak suara tersebut dikeluarkan kemudian dihitung bersamaan dengan penghitungan suara di tanah air. Sungguh suatu hal yang aneh, kita bukan tidak mempercayai independensi KPU tetapi sudah berapa ribu kali bahwa orang-orang Indonesia yang bermain politik sudah terkenal tidak bisa memegang amanah, sehingga dikhawatirkan akan terjadi “penghitungan ilegal”. Siapa yang berani untuk menolak perintah “ilegal” duta besar untuk “mengintip” suara” yang sudah masuk. Bukan kita tidak percaya kepada pejabat KBRI ataupun KPU, tetapi kita sudah muak dengan lips service alias ngomong doang dari pejabat yang ternyata tidak amanah. Jadi jika kita (rakyat) tidak percaya atau berprasangka buruk….ya jangan salahkan kita.

Memang jumlah pemilih tidak banyak, hanya maksimal 2-3 juta pemilih tetapi penghitungan ilegal ini sangat berbahaya karena dapat digunakan sebagai bahan acuan strategi karena dari sanalah dapat diketahui siapa yang sudah unggul duluan sebelum pemilu di tanah air. Sungguh hal yang mengherankan bagi saya, terus terang baru kali ini mendengar bahwa pemilu di luar negeri diadakan mendahului pemilu utama di negeri sendiri.

Untuk seluruh rakyat Indonesia baik yang membaca kompasiana atau tidak, kita kawal pemilu 2014 dengan ketat, caranya gampang… foto dan videokan semua TPS yang ada mulai dari penghitungan suara sampai penyetoran kotak suara ke KPU tingkat bawah !!

Karena…..Pemilu “curang” 2014 sudah dimulai….

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun