Tidak tepat rasanya jika Banjir di Jakarta lalu dituding akibat ketidakbecusan Jokowi memimpin DKI Jakarta, daerah yang baru 1 tahun genap dipimpinnya.
Pasalnya, Jokowi yang berpasangan dengan Ahok pada Pilkada DKI setahun yang lalu itu memang belum melakukan apa-apa selama ini, termasuk untuk menanggulangi Banjir.
Jadi, jangan salahkan Jokowi jika Banjir di Jakarta terus terjadi bahkan hingga menelan korban jiwa.
Pernyataan satire di atas bukanlah sebuah pembelaan buat Jokowi.
Mengapa? karena tanpa dibela pun Jokowi sudah dibela oleh para pendukung-pendukungnya yang "begitu luar biasa besar" di seantero nusantara (katanya).
Menurut berbagai pemberitaan media yang mengutip pernyataan dari Jokowi, Banjir di Jakarta memang belum bisa ditanggulangi secara komperhensif.
Jokowi bahkan mengklaim bahwa dirinya yang baru saja satu tahun menjabat tetapi genangan airnya tidak sampai berhari-hari.
Menurut Jokowi inilah sebuah prestasi yang cukup bangga dibanding dengan para pendahulunya (gubernur).
Melihat pernyataan itu tentu saja warga Jakarta terhenyak. Bahkan menimbulkan pro-kontra baik dari mereka yang sepakat dengan pernyataan Jokowi atau sebaliknya.
Menyalahkan Jokowi tentu akan menimbulkan debatable berkepanjangan. Yang jelas jika banjir terjadi di Jakarta, jangan sampai anda termasuk saya ikut tersesat karena menyalahkan mantan Walikota Solo tersebut.
Jangan sampai Gubernur Jokowi dan pemerintah DKI yang belum mampu mengatasi banjir hingga kini--bahkan entah sampai kapan lalu dihakimi karena tidak mampu selesaikan banjir Jakarta.
Salahkan saja Foke, atau Gubernur pertama DKI, Ali Sadikin yang ketika pertama kali menjabat Gubernur tidak melakukan penataan khususnya soal saluran Air dan normalisasi sungai yang melintas di DKI Jakarta.