Mohon tunggu...
Rudy Efendy
Rudy Efendy Mohon Tunggu... karyawan swasta -

Bahagia itu sederhana, yakni hidup dengan hati syukur.

Selanjutnya

Tutup

Filsafat

Kebahagiaan Dalam Hidup

27 Desember 2011   04:51 Diperbarui: 25 Juni 2015   21:42 248
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Filsafat. Sumber ilustrasi: PEXELS/Wirestock

Betapa banyak orang yang merasa hidup ini tidak bahagia. Betapa banyak orang yang merasa kecewa sekali dengan hidupnya, dan ingin sekali mengakhiri hidupnya

Belum lama ini sudah ada dua teman mengutarakan niatnya utk mengakhiri hidupnya. Yang terakhir usianya terbilang masih muda. Aku tersenyum mendengarnya, dan menatapnya dengan penuh cinta kasih. Aku mengerti sih, kalau benar-benar dia mau mengakhiri hidupnya, dia tidak akan bercerita lagi. Dan hari ini aku tidak akan melihatnya lagi.

Kalau aku pikir-pikir, kedua teman aku dari segi materi tidak susah hidupnya. Untuk usia seperti dia, sudah terbilang sukses. Punya mobil sendiri. Tabungan juga lumayan. Kerjaan juga tidak jelek, bekerja di salah satu perusahaan cukup ternama.

Terus apa sih yang membuatnya begitu kecewa sehingga ingin mengakhiri hidup? Aku berpikir cukup lama dan menganalisa.

Begitu banyak manusia merasa hidupnya paling susah. Paling tidak beruntung. Tapi betapa sebenarnya kita melihat segala sesuatu dari segi yang demikian jelek tentang kita. Tentang hidup kita. Mungkin keinginan kita begitu banyak, tidak terpenuhi semua. Mungkin dari sekian banyak keinginan kita, hanya 50% yang terpenuhi. Mungkin hanya 30%. Atau mungkin yang selama ini kita kejar dan idam-idamkan hanya tercapai 10%

Barangkali kita punya standard. Harus begini. Harus begitu. Tetapi ketika semuanya tidak terjadi sesuai dengan kemauan kita, kita menjadi sangat kecewa dan sedih. Merasa seolah-olah sekeliling begitu tidak fair dengan kita.

Kadang-kadang aku berpikir, ketika kita  pertama sekali mendapatkan sesuatu, kecil mungkin nilainya, tapi kita bahagia sekali, karna mmg buat kita itu susah sekali didapatkan.

Tapi setelah satu selang waktu, kebahagiaan itu perlahan sirna, tergantikan oleh sesuatu yang lebih besar lagi.

Tapi demikian pula, tak lama setelah itu sirna lagi, tergantikan dengan sesuatu yang lebih lebih besar lagi.

Lama-lama kita tidak pernah belajar menghargai lagi yang pernah kita dapatkan dan terus mencari sesuatu yang lebih besar lagi utk kita dapatkan.

Terus apakah hidup ini akan  mencari-cari terus sesuatu yang lebih lagi lebih lagi untuk kita nikmati?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun