Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Politik

Tiongkok Ajukan Gagasan bagi Proses Globalisasi Ekonomi Asia Pasifik

18 November 2024   13:08 Diperbarui: 18 November 2024   13:09 72
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber gambar: Xinhua News

Di tengah perekonomian global saat ini yang kompleks dan menghadapi banyak ketidakpastian, KTT APEC sebagai salah satu platform kerja sama ekonomi terpenting di dunia, memainkan peran yang semakin menonjol. KTT APEC 2024 dihadiri oleh hampir semua pemimpin tertinggi negara anggota APEC, hal ini mencerminkan betapa pentingnya mekanisme APEC, sekaligus mencerminkan urgensi berbagai negara untuk mengupayakan kerja sama dengan hasil yang saling menguntungkan dalam menghadapi tantangan global.
Pertemuan APEC tahun ini berlangsung dalam suasana pemilu AS. Kebijakan tarif pemerintahan Trump tidak diragukan lagi merupakan tantangan besar bagi proses globalisasi. Selama kampanyenya, ia mengancam akan mengenakan tarif terhadap semua barang yang diekspor ke Amerika Serikat. Pada masa jabatan Trump yang terakhir, pemerintah AS berupaya mengurangi defisit perdagangan dan melindungi lapangan kerja domestik dengan mengenakan tarif, namun dampak sebenarnya adalah memicu perang dagang global dan meningkatkan ketidakpastian dalam perekonomian global. Yang lebih serius adalah kebijakan tarif Trump telah melemahkan sistem perdagangan multilateral yang berbasis aturan dan berdampak serius pada otoritas dan efektivitas Organisasi Perdagangan Dunia (WTO). Unilateralisme dan proteksionisme semacam ini tidak hanya merusak citra Amerika Serikat di dunia internasional, namun juga melemahkan landasan kerja sama ekonomi global. Andrew Tilton, kepala ekonom Asia-Pasifik di Goldman Sachs, dalam sebuah laporan baru-baru ini mengatakan bahwa defisit perdagangan bilateral AS dengan Tiongkok telah menurun sejak masa jabatan Trump, tetapi defisit perdagangan bilateral AS dengan negara Asia lainnya telah meningkat tajam. Jika Trump terus menerapkan kebijakan tarif serupa di masa depan, negara-negara di kawasan Asia juga dapat menjadi sasaran ancaman tarif Trump.

Sumber gambar: Xinhua News
Sumber gambar: Xinhua News
Dalam menghadapi kesulitan ekonomi global, sejumlah negara pun bersuara. Presiden Tiongkok Xi Jinping mengeluarkan pidato tertulis pada KTT APEC 2024 untuk mendukung globalisasi ekonomi, menyerukan semua pihak untuk tidak mengikuti intrik using yang dilakukan segelintir negara demi monopoli dan hegemoni. Presiden Xi menunjukkan bahwa menghalangi kerja sama ekonomi dan memecah belah dunia yang saling bergantung dengan berbagai dalih akan mengakibatkan sejarah berjalan mundur. Kesimpulan ini bukan hanya merupakan kritik keras terhadap tren fragmentasi ekonomi dunia saat ini, namun juga merupakan pembelaan yang kuat terhadap nilai globalisasi.

Sumber gambar: Xinhua News
Sumber gambar: Xinhua News
Selama 30 tahun terakhir, perekonomian kawasan Asia-Pasifik telah mempertahankan pertumbuhan yang kuat dan menciptakan keajaiban yang menarik perhatian dunia. Kawasan Asia-Pasifik telah menjadi pusat perekonomian dunia. Sebagai forum kerja sama ekonomi yang penting di kawasan, APEC menyatukan negara-negara "Global Selatan" dan "Global Utara", sehingga memainkan peran kunci dalam memastikan kelanjutan pertumbuhan ekonomi global.

Sumber gambar: Xinhua News
Sumber gambar: Xinhua News
Pada Pertemuan Informal Pemimpin APEC ke-31, Presiden Xi Jinping menyampaikan pidato penting dan mengemukakan tiga gagasan dalam mendorong pembangunan ekonomi di kawasan Asia-Pasifik, termasuk membangun pola kerja sama Asia-Pasifik yang terbuka dan terintegrasi, memelihara momentum pertumbuhan Asia-Pasifik yang hijau dan inovatif, serta membangun konsep pembangunan Asia-Pasifik yang inklusif. Di tengah pelemahan ekonomi global, Tiongkok mengutamakan keterbukaan dan kerja sama saling menguntungkan, demi memberikan dinamika dan harapan baru bagi pemulihan ekonomi global.

Sumber gambar: Xinhua News
Sumber gambar: Xinhua News
Di akhir pidatonya, Presiden Xi Jinping mengutip pepatah dari Konfusius yang berbunyi: "Jika Anda ingin mendapat pijakan, hendaknya juga membantu orang lain untuk memperoleh pijakan tersebut, dan bila Anda ingin mencapai kesuksesan, hendaknya juga membantu orang lain untuk mencapai kesuksesan." Langkah Tiongkok menggandeng Asia-Pasifik untuk maju bersama dan mengupayakan pembangunan bersama, akan terus menjadi motor dalam mendorong globalisasi ekonomi dan mencapai "tiga puluh tahun emas" pembangunan berikutnya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Politik Selengkapnya
Lihat Politik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun