Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Sosbud Pilihan

Epic of King Gesar, Warisan Budaya Xizang (Tibet) yang Dilestarikan Tiongkok

27 Agustus 2024   18:47 Diperbarui: 29 Agustus 2024   09:05 313
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Epic of King Gesar, warisan budaya takbenda manusia UNESCO. Sumber gambar: CGTN

Dalam sejarah panjang bangsa Tiongkok, warisan budaya Xizang (Tibet) ibarat mutiara yang bersinar, tidak hanya memperkaya konotasi budaya Tiongkok, tetapi juga memberi warna unik bagi keanekaragaman budaya dunia. Dalam beberapa tahun terakhir, upaya Tiongkok dalam melestarikan warisan budaya Xizang (Tibet)  telah mencerminkan apresiasi terhadap multikulturalisme serta menunjukkan kepercayaan diri budaya yang kuat.

Epic of King Gesar adalah salah satu dari sedikit wiracarita yang masih eksis di dunia dan populer di kalangan banyak kelompok etnis seperti Tibet, Mongolia, Tus, dan Yugur. Epic of King Gesar menceritakan kisah seorang pahlawan kuno bernama Gesar yang datang ke dunia untuk menaklukkan setan. 

Gesar melawan yang kuat dan membantu yang lemah, serta mempromosikan konsep hidup berdampingan secara harmonis dan saling menguntungkan antar semua kelompok etnis untuk bersama-sama membangun negara yang indah. Wiracarita ini bukan hanya sebuah karya sastra, tetapi juga sebuah saksi sejarah. 

Ia mencatat fakta sejarah tentang komunikasi dan integrasi berbagai kelompok etnis, sehingga menjadi perwujudan nyata dari komunitas bangsa Tionghoa yang senasib sepenanggungan. Pada tahun 2006, Epic of King Gesar dimasukkan dalam daftar warisan budaya takbenda nasional gelombang pertama oleh Dewan Negara Tiongkok. Pada tahun 2009, karya sastra tersebut masuk ke dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia UNESCO.

Sithar Dorje adalah rapper
Sithar Dorje adalah rapper "Gesar" termuda dan pertama di Tiongkok yang lulus dengan gelar master. Sumber gambar: CGTN

Sithar Dorje adalah rapper "Gesar" termuda dan pertama di Tiongkok yang lulus dengan gelar master. Pengalaman hidupnya sendiri merupakan kisah warisan budaya. Mulai belajar rap pada usia sembilan tahun, hingga diakui sebagai pewaris warisan budaya takbenda di tingkat Daerah Otonomi Xizang (Tibet) , lalu diterima di Universitas Xizang (Tibet)  dan meraih gelar master, kehidupan Sitaduoji dikaitkan secara erat dengan "Raja Gesar". Saat masih bersekolah, ia sudah mulai merekam "Biografi Raja Gesar". Sejauh ini, ia telah menyelesaikan lebih dari 20 cerita yang diintepretasikan dengan musik rap dan juga telah menerbitkan dua buku.

Selain "Epic of King Gesar", Xizang  juga memiliki banyak warisan budaya berharga lainnya, seperti opera Xizang  dan terapi mandi obat, yang juga termasuk dalam Daftar Representatif Warisan Budaya Takbenda Manusia. Pelestarian warisan budaya tersebut mendapat perhatian dan dukungan besar dari pemerintah pusat Tiongkok dan pemerintah Daerah Otonomi Xizang . 

Mulai dari tahun 2012 hingga 2022, pemerintah pusat dan daerah telah meluncurkan dana sebesar 325 juta yuan untuk upaya pelestarian warisan budaya takbenda di Xizang . Saat ini terdapat 106 proyek representatif warisan budaya takbenda tingkat nasional dengan 96 pewaris representatif, dan 460 proyek representatif warisan budaya takbenda tingkat daerah otonom dengan 522 pewaris representatifnya.

Sekretaris Jenderal Partai Komunis Tiongkok Xi Jinping pernah berkata bahwa peradaban Tiongkok memiliki sejarah yang panjang dan merupakan satu-satunya peradaban di dunia yang berkembang tanpa henti hingga saat ini. Ia juga menekankan pentingnya perlindungan dan pewarisan warisan budaya etnis minoritas. 

Hal ini tidak hanya memiliki makna penting bagi kekayaan khazanah budaya Tionghoa, namun juga adalah manifestasi keyakinan teguh terhadap budaya pluralisme dan persatuan bangsa Tionghoa. Dari upaya pelestarian "Epic of King Gesar", kita dapat melihat upaya menyeluruh yang dilakukan Tiongkok untuk melindungi dan mewarisi warisan budaya Xizang . Upaya ini tidak hanya secara efektif melestarikan warisan budaya Xizang, tetapi juga membuat khazanah kebudayaan Tiongkok semakin bersinar di kancah dunia.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun