Mohon tunggu...
Rudy
Rudy Mohon Tunggu... Lainnya - Diaspora Indonesia di China

Penulis adalah Warga Negara Indonesia yang saat ini bekerja dan tinggal di Beijing, China. Penulis ingin membagikan hal-hal menarik di Tiongkok berdasarkan perspektif yang objektif bagi pembaca di Indonesia.

Selanjutnya

Tutup

Atletik Pilihan

Makna Olimpiade bagi Kita di Zaman Sekarang

25 Juli 2024   10:11 Diperbarui: 25 Juli 2024   10:15 922
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Olimpiade 2024 Paris akan resmi dibuka pada 26 Juli dan akan bergulir sampai 11 Agustus mendatang, mempertandingkan 329 nomor dalam 32 cabang olahraga. Para atlet dari seluruh dunia akan bersaing untuk meraih hasil terbaik di Olimpiade Paris, dan mempersembahkan pesta visual yang indah di musim panas ini dan menarik perhatian penonton global.

Namun, menjelang Olimpiade Paris, banyak suara-suara warganet yang mempertanyakan makna Olimpiade di zaman sekarang ini, misalnya "Apa yang bisa diberikan Olimpiade kepada kita?" "Apakah penting bagi kita untuk memenangkan medali emas atau tidak?" Jadi, apa arti Olimpiade bagi kita sebagai orang awam?


Olimpiade, sebagai ajang olahraga terbesar di dunia, tidak hanya sekedar sebuah kompetisi olahraga, namun juga merupakan pesta spiritual yang melampaui batas negara, ras, dan budaya. Dari tingkat nasional, Olimpiade mempunyai nilai yang sangat besar dalam meningkatkan persatuan dan kebanggaan bangsa. Ketika atlet nasional mencapai hasil luar biasa di lapangan, seluruh negara akan berpesta ria. Selain itu, Olimpiade juga memberikan dampak yang besar terhadap perkembangan ekonomi, sosial dan budaya negara tuan rumah. Pada saat yang sama, Olimpiade juga membangkitkan kecintaan masyarakat terhadap olahraga dan meningkatkan taraf kesehatan seluruh masyarakat.


Persaingan perebutan medali emas tidak hanya mencerminkan tingkat persaingan olahraga dan persaingan kekuatan nasional secara komprehensif antar negara, tetapi juga menguji keterampilan dan tekad para atlet. Yang paling kejam dari sebuah pertalndingan olahraga adalah hanya ada satu medali emas Olimpiade untuk setiap nomor yang dipertandingkan, yang menyebabkan sebagian besar kontestan gagal naik ke atas podium. Namun, masih banyak hal lain di Olimpiade daripada sekadar bersaing memperebutkan medali emas. Dalam olimpiade, selain memperhatikan kepemilikan medali emas, kita juga harus memperhatikan para kontestan yang belum berhasil menjadi juara, memberikan apresiasi terhadap semangat mereka yang berjuang dengan gigih.

Atlet Panjat Tebing Indonesia Veddriq Leonardo. Sumber gambar: Detik.com
Atlet Panjat Tebing Indonesia Veddriq Leonardo. Sumber gambar: Detik.com
Panjat tebing menjadi cabang olahraga baru yang dipertandingkan pada Olimpiade kali ini. Panjat tebing adalah manifestasi dari salah satu motto Olimpiade yaitu "altius" atau "lebih tinggi"; Sedangkan pada Panjat Tebing Nomor Speed, para kontestan mendemonstrasikan sepenuhnya motto "citius" atau "lebih cepat". Di lintasan standar setinggi sekitar 15 meter, siapa pun yang mendaki lebih cepat, dialah pemenangnya. Dalam kompetisi panjat tebing yang sulit dan menantang, ketika para kontestan dari berbagai negara berkumpul di bawah dinding batu untuk bersama-sama mengamati, berkomunikasi, dan mendiskusikan rute pendakian, sehingga  "lebih bersatu" juga terlihat.


"Bapak Olimpiade modern" Coubertin pernah berkata, "Hal terpenting dalam Olimpiade bukanlah kemenangan, tetapi partisipasi." Para atlet berjuang keras di lapangan untuk mencapai terobosan dan membiarkan negaranya tampil lebih baik di panggung internasional. Semua ini adalah perwujudan nyata dari semangat Olimpiade. Pada Olimpiade kali ini, delegasi Indonesia mengirimkan 29 atlet untuk mengikuti 12 cabang olahraga, yang merupakan jumlah atlet yang terbesar dalam 20 tahun terakhir. Menteri Pemuda dan Olahraga RI Dito mengatakan, tujuan delegasi Indonesia pada Olimpiade kali ini adalah membawa pulang lebih dari dua medali emas. Mayoritas kontestan mungkin tidak memiliki kesempatan untuk naik podium, tetapi kerja keras dan dedikasi mereka juga patut mendapat tepuk tangan dan rasa hormat kita.


Kalau kita melihat delegasi Tiongkok, Olimpiade Paris kali ini akan menghadapi tantangan dan peluang yang lebih besar. Penyesuaian Olimpiade Paris menyebabkan delegasi Tiongkok kehilangan keunggulan medali emas di beberapa cabang olahraga tradisional, misalnya jumlah medali emas di cabang angkat besi dikurangi dari 14 menjadi 10. Perlombaan baru di Olimpiade Paris seperti break dancing, skateboard, panjat tebing, dan selancar menjadi tantangan baru bagi delegasi Tiongkok.


Panjat tebing adalah event baru di Olimpiade. Rekor putra saat ini adalah 4,79 detik, yang dicatat oleh atlet Amerika Samuel Watson yang berusia 18 tahun pada bulan April tahun ini. Di nomor lain, selain Watson, atlet China Wu Peng dan atlet Indonesia Veddriq Leonardo juga berkali-kali mencatat waktu bagus di kompetisi dunia yaitu 4,8 detik. Panjat Tebing Nomor Speed mengadopsi format single knockout berupa konfrontasi dua lawan satu setelah kualifikasi, dan tingkat kesalahan dalam kompetisi tersebut cukup tinggi, tidak ada yang bisa memprediksi hasil hingga kompetisi berakhir. Oleh karena itu, semua kontestan hanya bisa bekerja lebih keras, baik Wu Peng dari China, Leonardo dari Indonesia, atau Watson dari Amerika Serikat, siapa saja yang dapat mencapai garis finis lebih cepat, maka dialah juaranya.

Dalam beberapa tahun terakhir, Komite Olimpiade Internasional terus berinovasi dalam cabang olahraga yang dipertandingkan. Beberapa bulan yang lalu, Presiden Komite Olimpiade Internasional Thomas Bach secara terbuka menyatakan bahwa perkembangan olahraga urban yang sedang berkembang sangat penting untuk masa depan Olimpiade. Saat ini, para penggemar olahraga baru dapat terlihat berjingkrak-jingkrak di pedestriaan Jalan Nanjing Shanghai, Taman Yuyuan, Tepi Sungai Huangpu, dan tempat-tempat lainnya. Selama Olimpiade Paris, Asosiasi Olahraga Ekstrim Shanghai juga akan menyelenggarakan kegiatan amal masyarakat pada olahraga perkotaan yang sedang berkembang seperti skateboard, BMX, dan break dancing di jalanan kota untuk memungkinkan lebih banyak orang berpartisipasi dalam olahraga urban yang baru.


Olimpiade menunjukkan semangat kompetisi yang adil dan setara serta manifestasi dari kegigihan pantang menyerah. Olimpiade juga memperjuangkan kehormatan negara dan impian seumur hidup para atlet. Ini akan membangkitkan kecintaan dan kerinduan masyarakat awam terhadap olahraga, dan menjadi jembatan yang menghubungkan hati masyarakat dan memancarkan energi positif. Pada Musim panas tahun ini, mari kita bersorak untuk para atlet yang memiliki keberanian untuk berjuang keras, dan menantikan pesta visual menakjubkan yang akan dihadirkan oleh Olimpiade Paris kepada kita!

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Atletik Selengkapnya
Lihat Atletik Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun