Mohon tunggu...
Rudy Chandra
Rudy Chandra Mohon Tunggu... Dosen - Menjadi Pribadi yang Aktif & Positif

Rudi Candra lahir di kabupaten Jember, pada bulan Mei 1983, menyelesaikan pendidikan S1 di Universitas Al-Azhar Mesir dalam bidang Tafsir dan Studi Al-Qur'an, sedangkan pada strata S2 diselesaikan di Universitas Gadjah Mada Yogyakarta, pada bidang studi ilmu Hubungan Internasional. Saat ini berprofesi sebagai pendidik di Universitas Darussalam Gontor Ponorogo.

Selanjutnya

Tutup

Film Pilihan

The "Joker", Adakah Pesan Agama di Dalamnya?

9 Oktober 2019   09:14 Diperbarui: 9 Oktober 2019   09:46 220
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Setiap menit yang ku lalui begitu berarti, adegan demi adegan yang ditayangkan di film "Joker" begitu menarik untuk diikuti.

Tidak terasa satu jam lebih durasi terlewati, tidak ada perasaan bosan ataupun lelah, padahal dalam film ini tidak ada adegan 'action' yang super keren, seperti yang ku bayangkan sebelumnya. Maklum, film ini berjudul "Joker" seorang tokoh antagonis yang selalu muncul dalam film aksi "Batman" dengan berbagai variannya.

Ternyata film "Joker" tidak menawarkan adegan-adegan aksi, melainkan film ini murni drama, yang mayoritas isinya adalah cerita kehidupan sang tokoh utama; Arthur Fleck.

Hidup hanya berdua dengan Ibu yang membesarkannya, kehidupan Arthur penuh dengan derita dan nestapa. Penderitaan Arthur semakin dalam, karena tidak hanya lingkungan sekitar yang memperlakukannya dengan tidak adil, melainkan dalam diri Arthur sendiri, ada penyakit jiwa yang senantiasa menggerogotinya.

Pribadi yang sakit dan kondisi lingkungan yang buruk, akhirnya menjadi akumulasi perubahan pribadi Arthur, dari orang yang baik, berubah drastis menjadi pribadi yang kejam dan sadis.

Sehabis menonton film ini, ada perasaan syukur yang teramat dalam, puji syukur kepada Allah Swt., atas nikmat kesehatan jiwa dan raga.

Pesan utama film yang dapat ku petik, ternyata tidak hanya raga yang perlu kita jaga kesehatannya, namun jiwa sebagai penggerak utama raga, juga harus senantiasa terjaga. Tapi pertanyaannya kemudian bagaimana kita menjadikan jiwa-jiwa kita senantiasa sehat dan sempurna?

Sebagai seorang muslim, jawaban dari pertanyaan tersebut haruslah dikembalikan ke syari'at agama. Itulah alasannya mengapa Allah memerintahkan kita untuk mentaati segala ajaran-Nya, yang termaktub dalam kitab suci Al-Qur'an dan Hadis Rasulullah Saw.

Bisa jadi perintah mendirikan sholat, minimal lima kali dalam sehari, berpuasa, berinfak dan membaca Al-Qur'an, beserta bentuk ibadah lainnya, adalah bentuk kasih sayang Allah Swt kepada kita semua, agar jiwa dan raga selalu terjaga kesehatannya.

Akhirnya, jangan sampai kita menjadi "Joker-Joker" ke dua dan ke tiga yang hidup di atas dunia, hanya karena kita abai akan perintah dan larangan dari Sang Pencipta. [RC]

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun